Just another free Blogger theme

Sebelum membeli, menggunakan ataupun merawat peralatan kelistrikan sebaiknya kita harus memahami karakteristik dari peralatan kelisteikan tersebut. Misalnya, arus, tegangan serta daya listrik harus kita pahami dengan baik supaya tidak terjadi kerusakan atas peralatan kelistrikan yang akan kita manfaatkan.

Alternator, sumber energi listrik AC dikapal. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)

Salah satu karakteristik sederhana (yang kemungkinan tidak banyak orang memperhatikan) adalah kaitannya dengan daya kelistrikan. Setidaknya apabila detail kita perhatikan maka akan ditemukan kindisi demikian,
  1. Mengapa satuan daya listrik pada alternator, transformator atau bahkan listrik PLN yang terpasang dirumah menggunakan satuan KVA.? 
  2. Mengapa satuan daya listrik pada motor listrik dan peralatan kelistrikan lainnya menggunakan satuan KW.? 
  3. Mengapa tidak dibuat satu satuan yang sama sehingga (secara awam) memudahkan pemahaman, perhitungan dan penggunaan.?
KVA dan KW sama-sama merupakan satuan daya listrik. Artinya, penggunaan satuan daya dengan KVA maupun KW adalah dibenarkan (namun dengan berbagai peruntukan yang tepat).

Pengertian KVA dan KW.

KVA adalah satuan daya semu yang digunakan pada peralatan kelistrikan (umumnya untuk sumber energi listrik). Yang dimaksudkan dengam daya semu adalah besarnya daya peralatan kelistrikan yang belum dikurangi dengan beberapa "sifat" kerugian (resistif, induktif, capasitif) dari peralatan kelisteikan tersebut.
Secara teoritis perhitungan KVA = Tegangan (V) x Arus (A).

KW adalah satuan daya nyata/daya aktif yang digunakan pada peralatan listrik untuk merubah energi listrik menjadi energi yang diinginkan (panas, gerak, dll). 
Secara teoritis perhitungan KW = Tegangan (V) x Arus (A) x Power Factor (Cos ¤) atau dapat disederhanakan menjadi KW = KVA x Power Factor.
Ilustrasi daya listrik dalam sketsa phytagoras.

Secara teoritis penggunaan sketsa segitiga phytagoras tersebut diatas memberikan gambaran hubungan antara daya semu dan daya nyata. Selain itu, perhitungan nilai daya juga dapat dengan sepenuhnya menggunakan rumus phytagoras (VA² = W² + VAR²) dan rumus sinusoidal (VA = W x Cos ¤).

Petanyaannya,
  1. Mengapa sumber energi listrik (Alternator, trafo) menggunakan satuan daya semu? Penggunaan daya semu pada satuan daya listrik alternator karena alternator ataupun transformator dibuat dengan belum mengetahui jenis beban apa yang akan disambungkan pada perangkat tersebut. Beban yang yang akan disambungkan tentunya akan mempertimbangkan kerugian resisif, induktif dan capasitif. Jenis kerugian tersebut dapat diindikasikan dari besarnya power factor (PF). Besarnya kerugian ini memiliki nilai yang berfariatif menyesuaikan tiap peralatan kelistrikan. Jadi, menjadi sangat membingungkan apabila satuan daya alternator ataupun transformator menggunakan satuan daya KW.
  2. Mengapa peralatan listrik (misal motor listrik) menggunakan satuan daya daya nyata? Penggunaan daya nyata pada peralatan listrik karena peralatan listrik tersebut dibuat dengan pasti (bahan, tenaga, beban dll) oleh maker untuk merubah energi listrik menjadi energi yang dibutuhkan (panas, gerak dll) sehingga dipastikan sudah tidak ada kerugian apapun selama operasionalnya.
  3. Mengapa tidak dibuat satu satuan yang sama? Dari penjelasan daya nyata dan daya semu diatas, masing-masing memiliki peran dan peruntukan untuk menyebut nilai daya suatu peralatan kelistrikan. Artinya, tidak dapat dibuat satu satuan yang sama untuk menyebut besarnya nilai daya pada suatu peralatan kelistrikan.


Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar