Just another free Blogger theme

Pengukuran Crank web deflection dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kelurusan poros engkol (crank shaft) mesin. Hasil pengukuran kelurusan poros dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan identifikasi terhadap tingkat keausan metal duduk (main bearing). Pengukuran clearance main bearing, KLIK DISINI!

Kelurusan penataan potos engkol mesin sangat diperlukan untuk mengindari resiko kerusakan yang akan terjadi (misalnya kejadian terparah dapat betakibat patahnya poros engkol). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keausan metal duduk (main bearing) yang berpengaruh terhadap kelurusan poros engkol mesin. Diantaranya adalah,

  1. Beban masing - masing silinder yang tidak merata. Tenaga hasil pembakaran yang tidak merata pada masing - masing silinder akan memberikan efek pecepatan keausan yang tidak merata pada metal duduk (main bearing). Pemeriksaan tekanan kompresi dan tekanan maksimal pembakaran perlu dilakukan secara periodik untuk memantau kondisi masing - masing silinder saat mesin sedang beroperasi.
  2. Ke-aus-an metal duduk (main bearing) yang disebabkan oleh kotoran keras pada minyak lumas, lapisan metal "menderita" suhu terlalu tinggi/meleleh serta terkelupasnya lapisan metal karena terbuat dari bahan yang kurang seseuai.
  3. Putaran kritis selama operasional mesin.
  4. Gerakan kapal saat dilaut. 
  5. Kerusakan pondasi penyangga mesin (engine bed plate).
  6. Faktor eksternal mesin (kondisi intermediate shaft, propeller blade, gear box dll).

A. Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran crank-web deflection, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya,
  1. Temperatur mesin. Termasuk didalamnya adalah temperatur air pendingin dalam mesin dan temperatur crankcase. Temperatur yang cukup tinggi akan memungkinkan pemuaian terhadap komponen mesin (crank shaft, main bearing, crank pin bearing dll) yang akan mempengaruhi akurasi hasil pengukuran.
  2. Arah putaran mesin. Arah putaran menjadi sangat penting untuk menentukan titik pertama pengukuran (pemasangan alat ukur) serta menselaraskan arah putaran potos engkol dalam melaksanakan pengukuran.
  3. Sistem transmisi tenaga mesin dengan sistem gear box & CPP harus dalam kondisi netral.
  4. Jarak web poros engkol untuk menyesuaikan panjangnya lever alat ukur. Panjang lever alat ukur dapat di-adjust menyesuaikan jarak web.
  5. Trim dan draft kapal. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi kemiringan kapal secara membujur.
  6. Persiapan alat ukur yang lengkap.
  7. Alat bantu pembacaan hasil ukur yaitu senter dan cermin intai.
Alat ukur crank web deflection. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)


B. Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan pengukuran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya,
  1. Pengukuran dilakukan pada lima titik crank journal. Sebagai contoh untuk mesin putaran kanan (view dari sisi fly wheel). Pengukuran pertama dimulai dari sisi bottom port (BP), port (P), top (T), start board (S), bottom start board (BS). 
  2. Terpasangnya connecting rod memungkinkan pengukuran dilakukan pada lima titik. (Tidak memungkinkan pengukuran pada empat titik karena posisi connecting rod akan menghalangi pemasangan alat ukur).
  3. Pemasangan alat ukur pada sisi web pada umumnya telah ditentukan posisinya pada pipi engkol yang berbentuk titik sebagai tempat menempatkan alat ukur. Apabila pada sisi pipi engkol tidak terdapat titik tempatnya alat ukur, tempatkan alat ukur sesuai jarak yang direkomendasikan dalam manual book.
  4. Alat ukur harus terpasang dengan tepat dan presisi. Adjust panjang lever alat ukur sesuai dengan panjang web. Pemasangan yang kurang tepat akan mempengaruhi pembacaan hasil ukur deflection serta memungkinkan terjatuhnya alat ukur.
  5. Setelah alat ukur terpasang dengan tepat dan presisi, skala pada alat ukur diatur dalam penunjukan angka nol (0). Artinya untuk pengukuran awal pada titik bottom port (BP) pada semua silinder akan bernilai "0" karena merupakan titik awal pengukuran deflection.
  6. Untuk mendapatkan posisi pengukuran pada titik selanjutnya, putar poros engkol secara perlahan dengan menyesuaikan posisi crank journal. Titik pengukuran selanjutnya adalah port (P), top (T), start board (S), bottom start board (BS).
  7. Untuk menjamin akurasi hasil pengukuran, JANGAN menyentuh alat ukur. Gunakan alat bantu cermin dan senter apabila duperlukan untuk memudahkan pembacaan hasil ukur pada titik yang lain.
  8. Hasil pengukuran bernilai ( + ) positif apabila terjadi penambahan panjang pada alat ukur. Hal ini mengidentifikasi bahwa web dalam kondisi membuka. Demikian sebaliknya untuk hasil pengukuran yang bernilai ( - ).
  9. Untuk memudahkan pembacaan hasil pengukuran, perhatikan arah putaran jarum alat ukur pada saat pengukuran memanjang dan memendek. (Misal untuk pengukuran dengan hasil memendek / saat alat ukur tetekan, jarum alat ukur bergerak ke kanan artinya hasil ukur deflection adalah negatif). ALAT UKUR MEMILIKI KARAKTER MASING - MASING. PADA BEBERAPA JENIS ALAT UKUR, JARUM AKAN BERGERAK KE KIRI SAAT LEVER MEMENDEK. ALASAN TERSEBUT YANG MENDASARI PENTINGNYA IDENTIFIKASI ARAH ALAT UKUR SEBELUM DIGUNAKAN UNTUK MEMUDAHKAN PROSES PEMBACAAN HASIL PENGUKURAN.
Ilustrasi hasil pengukuran crank web deflection. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis).



C. Pasca-pengukuran.
Langkah terakhir setelah melakukan pengukuran adalah identifikasi hasil pengukuran untuk menentukan kelurusan posisi poros engkol dengan menyimpulkan keausan main bearing yang menyangga crank shaft.
  1. Tentukan nilai pengukuran pada titik bottom dengan cara menghitung rata - rata hasil ukur bottom port (BP) dan bottom start board (BS). Atau dapat dihitung dengan formula (BP + BS / 2).
  2. Hitung selisih hasil ukur T-B untuk mendapatka vertical deflection.
  3. Hitung selisih hasil ukur P - S untuk mendapatkan hasil horisontal deflection.
  4. Evaluasi hasil pengukuran dengan membandingkan limit yang ditentukan dalam manual book. Hasil evaluasi akan menjadi dasar pemantauan kelurusan poros engkol dan identifikasi keausan main bearing.

Contoh grafik analisa hasil pengukuran crank web deflection.



Pengukuran crank web deflection. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar