Dalam operasional mesin selama pelayaran diharapkan seluruh permesinan (baik mesin induk maupun permesinan bantu) dapat bekerja dengan performance yang maksimal tanpa adanya kekurangan ataupun kerusakan. Pelaksanaan manajemen perawatan yang baik tentunya akan menunjang misi yang diharapkan. Namun, dalam prakteknya ada hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya yaitu adalah kerusakan selama pelayaran. Salah satu contohnya adalah kerusakan mesin induk (main engine). Kerusakan yang terjadi pada mesin induk yang berperan sebagai tenaga penggerak utama (main propulsion) harus segera mendapatkan penanganan untuk mencegah terjadinya delay operation yang akan berdampak lebih banyak terhadap operasional, finansial, keselamatan dan yang lainnya.
Dalam kondisi yang tanpa dapat terduga ini, mesin harus tetap diperbaiki untuk dapat tetap melanjutkan pelayaran menuju pelabuhan tujuan atau (minimal) sampai ke pelabuhan terdekat. Namun apabila dalam proses perbaikan ditengah laut, belum mendapatkan hasil yang memuaskan (mungkin karena keterbatasan alat, suku cadang, tenaga atau yang lainnya), salah satu solusi terakhir maka Kepala Kamar Mesin harus mengambil keputusan untuk tetap menjalankan mesin induk dengan salah satu silinder (yang mengalami kerusakan) di "gantung". Kerusakan turbocharger dan tindakan yang diambil saat emergency situation, KLIK DISINI!
Terdapat beberapa kondisi yang memungkinkan operasional mesin induk dengan "gantung" salah satu silinder. Diantaranya adalah,
1. Mentidakan pembakaran dalam combustion chamber.
Tindakan ini dilakukan dengan alasan sebagai berikut,
- Apabila terjadi blow-by pada silinder yang dimaksudkan. Kebocoran kompresi yang dimaksudkan berasal dari exhaust valve atau dari piston rings.
- Kerusakan bearing yang mengharuskan pengurangan beban pada bearing tersebut.
- Kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar mesin (fuel injection valve, fuel injection pump, high pressure pipe dll).
- menutup FO inlet valve yang menuju fuel injection pump sehingga tidak ada bahan bakar yang masuk.
- mengangkat dan mengamankan roller guide fuel injection pump sehingga pompa bahan bakar tekanan tinggi ini tidak bekerja.
- cut-off fuel injection pump (sama dengan tindakan poin satu diatas) dengan cara menutup FO inlet valve dan mengangkat roller guide fuel inject pump.
- non-aktifkan exhaust valve. Exh valve dikondisikan terbuka dengan cara menghilangkan supply udara yang digunakan sebagai air sping pada silinder tersebut.
- apabila memungkinkan tutup saluran air pendingin yang masuk dan keluar silinder tersebut. Dengan demikian maka kebocoran akan sedikit berkurang.
- mesin dijalankan dengan daya tidak lebih dari 55% dalam waktu yang tidak terlalu lama (tidak lebih dari 10 jam dan selanjutnya selalu dilakukan pemeriksaan kondisi mesin setelahnya.
- cut-off fuel injection pump (sama dengan tindakan poin satu diatas) dengan cara menutup FO inlet valve dan mengangkat roller guide fuel inject pump.
- non-aktifkan exhaust valve artinya exhaust valve dalam kondisi tertutup.
- blank starting air line yang menuju silinder tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari dorongan udara pejalan pada saat engine start.
- blank stuffing box dengan menggunakan plat dengan ketebalan minimal 5mm pada sisi atas (scavenge air side) dan sisi bawah (crankcase side)
- setting cylinder lubricator pada zero delivery.
0 komentar:
Posting Komentar