Just another free Blogger theme

Pelumasan silinder pada mesin harus menjadi perhatian serius bagi operator mesin. Hal ini menjadi sangat penting supaya tujuan pelumasan silinder dapat tercapai dengan baik. Berlangsungnya pelumasan dengan baik ini harus diawali dari sistem pengisian, penampungan sampai dengan proses transfer menuju cylinder lubricator yang saling menunjang dalam menghasilkan pelumasan silinder yang sempurna.

Ilustrasi penataan pipa sistem pelumasan silinder (foto by: Dokumentasi pribadi penulis_Manual Book B&W Engine Series)


Gambar diatas merupakan salah satu contoh sederhana tentang penataan pipa sistem pelumasan silinder. Dalam gambar diatas mencakup tentang sistem pengisian, penyimpanan serta saluran pipa transfer yang dialirkan menuju cylinder lubricator.

Sisitem pengisian dimulai dari proses penerimaan bunker minyak lumas dari supplier bunker. Penerimaan minyak lumas dalam kemasan drum (pada umumnya kapasitas 209 liter) atau kemasan bulk (curah, yang biasanya berkapasitas 1.000 liter) akan menentukan penanganan atas minyak lumas ini kedalam tangki penyimpanan. 
Minyak lumas silinder yang diterima, selanjutnya akan dipompakan masuk kedalam saluran pengisian (lube oil bunker manifold) yang pada umumnya dapat kita temui di sisi kanan atau kiri deck kapal (berdekatan dengan letak kamar mesin). Hal yang perlu diperhatikan dalam proses persiapan pengisian ini adalah, memastikan bahwa lube oil bunker manifold (cylinder oil) tidak tertukar dengan lube oil bunker manifold yang dipergunakan untuk pengisian lube oil system. Letak kedua pipa pengisian yang saling bersebelahan mewajibkan kita untuk melakukan identifikasi supaya tidak tejadi kesalahan dalam proses pengisian.

Setelah proses identifikasi telah dipastikan dan mendapatkan saluran lube oil bunker manifold yang sesuai, selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah kapasitas tangki penyimpanan (cyl oil store tank). Pastikan kapasitas tangki adalah memenuhi jumlah minyak lumas silinder yang akan diisikan. Dalam proses pengisian, diwajibkan untuk melakukan monitoring secara berkala atas volume cyl oil store tank. 

Minyak lumas silinder yang tersimpan dalam cyl oil store tank selanjutnya siap digunakan untuk men-support sistem pelumasan silinder. Pada saluran keluar tangki, dipasangkan katup (valve) pemakaian yang dapat bekerja berdasarkan prinsip quick closing valve dengan penggerak pneumatic (menggunakan udara bertekanan) ataupun penggerak mekanik (menggunakan wire yang menyambungkan release handle). Jenis katup semacam ini, selain terpasang pada beberapa tangki penyimpanan minyak lumas, juga terpasang pada tangki - tangki bahan bakar diatas kapal. Pemasangan katup - katup sejenis ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan kapal, awak kapal dan lingkungan pada umumnya saat terjadi bahaya diatas kapal.

Setelah tangki penyimpanan (cyl oil store tank) akan terpasang pompa transfer (cyl oil transfer pump). Pompa transfer ini dipasang untuk memindahkan minyak lumas dari store tank menuju service tank / daily tank. Pada beberapa jenis kapal yang lain, selain menggunakan transfer pump, proses pemindahan minyak lumas ini menggunakan hand pump yang terpasang pada sistem dan digerakkan dengan cara manual. Selain kedua jenis cara pemindahan minyak lumas tersebut, ada juga sistem pemindahan memanfaatkan gravitasi juga digunakan diatas kapal. Pada sistem pengisian gravitasi ini, pengisian diatur dengan cara membuka dan menutup katup pengisian pada service / daily tank.

Service / daily tank memiliki kapasitas lebih kecil dibanding store tank. Terpasang gelas duga (sight glass) pada sisi tangki servis. Pemanfaatan pemasangan gelas duga ini selain bermaksud untuk memantau volume aktual dalam tangki, juga dimaksudkan untuk memantau jumlah konsumsi minyak lumas silinder (walaupun pada beberapa jenis kapal yang lain juga dipasang flow meter pada saluran keluar tangki servis untuk memantau konsumsi minyak lumas silinder mesin). Penataan tangki servis diposisikan lebih tinggi dari permukaan mesin. Sesuai standart yang ditentukan oleh maker, akumulasi jarak vertikal antara tangki servis dengan cyl lubricator minimal 3.000 mm. Penataan dengan menentukan jarak tersebut dimaksudkan untuk memberikan aliran minyak lumas yang maksimal atas pengaruh gaya gravitasi.
Selain menentukan akumulasi jarak vertikal, maker juga memberikan rekomendasi penggunaan pipa dari tangki servis menuju cylinder lubricator dengan diameter dalam sebesar 25mm. Perpaduan antara penataan letak dengan pertimbangan jarak (minimal 3.000 mm) dan penggunaan pipa berdiameter dalam 25 mm akan menjamin aliran dan tekanan minyak lumas kedalam cylinder lubricator berlangsung dengan aman dan stabil.

Minyak lumas dari tangki servis yang dialirkan dalam cylinder lubricator selanjutnya akan dipompa untuk dinaikan telanannya dan dialirkan pada masing - masing non-return valve (sebagai nozzel lubricator yang terpasang pada dinding silinder). Jumlah non return valve yang terlasang pada masing - masjng silinder sangat variatif. Hal ini didasarkan pada besarnya daya mesin yang dibangkitkan. Semakin besar daya mesin yang dibangkitkan, maka akan terpasang non return valve dengan jumlah yang lebih banyak. Pada umumnya jumlah non return valve yang terpasang berjumlah empat, enam, delapan, sepuluh atau bahkan pada mesin dengan daya yang besar dapat berjumlah dua belas buah.

Penataan pipa dari cylinder lubricator menuju masing - masing silinder. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book B&W Engine Series)




Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar