Just another free Blogger theme

Karakteristik bahan bakar yang digunakan diatas kapal harus dipahami dengan baik oleh awak kapal bagian mesin khususnya. Pengetahuan terhadap karakter bahan bakar ini ajan menjadi dasar atas tindakan yang perlu dilakukan dalam melakukan penanganan atas bahan bakar tersebut sehingga siap untuk digunakan sebagai "sumber energi". 

Bahan bakar jenis marine fuel oil (MFO) / heavy fuel oil (HFO) memiliki karakteristik dengan nilai kekentalan (viscocity) yang tinggi saat berada di suhu ruang. Pemanfaatan bahan bakar jenis ini tentunya harus diawali dengan beberapa tindakan untuk menurunkan nilai viskositasnya.

Tindakan untuk menurunkan bahan bakar jenis ini adalah dengan melakukan pemanasan awal (preheating) sebelum digunakan. Tindakan preheating menjadi sangat diperlukan untuk menjamin terjadinya pengkabutan bahan bakar yang sempurna dalam ruang bakar. 

Pemanasan dalam proses preheating diatur dengan menyesuaikan besarnya kenaikan temperatur terhadap penurunan nilai viskositas (kekentalan) bahan bakar yang akan dikehendaki. Semakin tinggi temperatur untuk proses pemanasan maka akan semakin menurunkan nilai kekentalan bahan bakar (bahan bakar menjadi semakin encer). Demikian juga sebaliknya. Kekentalan bahan bakar yang direkomendasikan oleh maker untuk layak dikonsumsi mesin adalah sebesar 10-15 cSt.


Contoh penataan sistem pipa bahan bakar diatas kapal (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book B&W engine series)


Bahan bakar dengan nilai viskositas tinggi (terlalu kental) apabila "dipaksakan" untuk dikonsumsi oleh mesin maka,

  • Akan mempengaruhi penurunan tenaga mesin. (memicu terjadinya pembakaran tidak sempurna dalam ruang bakar).
  • Dapat menyebabkan peningkatan keausan silinder (liner dan ring). Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar belerang yang dikandung dalam bahan bakar. Zat asam yang terbentuk dari proses pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang akan memicu terjadinya korosi dan kerusakan bahan logam.
  • Dapat merusak exhaust valve spindle & seating katup buang mesin.
  • Tekanan injeksi bahan bakar akan semakin tinggi karena pengaruh berat yang terjadi sebab kekentalan bahan bakar yang tinggi. Kondisi yang demikan akan dapat memicu kerusakan sistem injeksi bahan bakar dan komponennya karena bekerja diluar range yang ditentukan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam kondisi ini adalah pemantauan temperatur yang digunakan untuk proses preheating. Temperatur terlalu tinggi atau terlalu rendah dari rekomendasi maker akan berakibat buruk pada mesin. 
  • Pemanasan yang terlalu tinggi akan semakin menurunkan nilai kekenyalan bahan bakar diluar range 10-15 cSt.
  • Proses pemindahan bahan bakar (fuel change-over) dari MFO ke MDO yang tidak terpantau dengan baik akan tetap mengaktifkan perangkat heater (apabila heater dioperasikan secara manual) yang artinya akan semakin menurunkan kekentalan bahan bakar jenis MDO (yang tidak direkomndasikan untuk dipanaskan).
  • Bahan bakar yang terlalu panas dengan nilai kekentalan yang terlalu rendah akan berakibat sticking pada komponen fuel injection valve dan plunger pada fuel injection pump.

Preheating pada saat mesin berhenti beroperasi (misal: pemanasan sistem bahan bakar mesin induk saat kapal berlabuh atau sandar dipelabuhan).

Pemanasan pada line sistem bahan bakar MFO/HFO tetap diperlukan saat mesin berhenti beroperasi. Sebuah ilustrasi kondisi menggambarakan, apabila mesin dalam kondisi berhenti beroperasi dengan line sistem bahan bakar MFO/HFO, maka akan terjadi penyumbatan sistem pada saat bahan bakar temperaturnya menurun. Penurunan temperatur akan mengakibatkan peningkatan kekentalan bahan bakar yang akan menyumbat line sistem bahan bakarnya. Preheating yang dilakukan selama kapal dipelabuhan adalah dengan tetap memanaskan bahan bakar pada setting kekentalan yang dikehendaki serta tetap menjalankan pompa sirkulasi bahan bakar (FO circulation pump).

Sebagai contoh, rekomendasi dari B&W engine, untuk alasan penghematan pemanfaatan energi, maka pemanasan terhadap bahan bakar (saat mesin berhenti beroperasi / kapal berlabuh ataupun sandar) tetap dapat dilakukan dengan menurunkan range temperatur sekitar 20°C atau menyesuaikan kekentalan bahan bakar tetap terjaga pada nilai 30 cSt.


Karakteristik bahan bakar KLIK DISINI!
Fuel change-over KLIK DISINI!



Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar