Just another free Blogger theme

 Dalam maksud pemanfaatan tenaga mesin, sistem start menjadi langkah awal permulaan terhadap rangkaian panjang yang akan dilakukan. Dalam dunia permesinan, ada beberapa cara yang dapat digunakan sebagai langkah awal dalam proses start engine.  Diantaranya adalah,

  1. Manual starting. Masyarakat umum menyebutnya "di-engkol". Pada dasarnya sang operator berusaha menggerakkan crank shaft dengan cara memutar secara manual hingga terjadi pembakaran dalam ruang bakar yang memicu mesin dapat beroperasi (self running). Cara ini adalah merupakan cara sederhana yang diterapkan pada beberapa mesin dengan daya yang relatif kecil. Sebagai contoh yang sering kita temui dalam keseharian diantaranya pada sepeda motor, mesin bensin & mesin diesel yang bardaya rendah. Keuntungan menggunakan sistem ini adalah sederhana & ekonomis (tidak memerlukan komponen start yang artinya menekan biaya perawatan dan perbaikan). Kekurangan dari sistem ini adalah tidak praktis, sang operator harus mengeluarkan tenaga yang relatif besar untuk start engine.
  2. Electric starting. Merupakan cara yang lebih praktis apabila dibanding dengan manual starting. Electric starting dikehendaki untuk memutar crank shaft dengan bantuan tenaga eleltrik yang bersumber dari battrey. Dalam proses ini memanfaatkan perubahan energi listrik menjadi energi mekanik. Energi listrik yang tersimpan dalam battrey, selanjutnya akan dialirkan menuju motor starter yang akan diubah menjadi energi kinetik/gerak. Energi gerak pada motor starter akan memicu gerakan pada crank shaft yang selanjutnya akan memungkinkan terjadinya proses pembakaran dalam ruang bakar. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam proses starting, battrey dapat disusun secara seri atau paralel sesuai dengan kebutuhan. Electric starting diterapkan pada mesin dengan daya kecil hingga menengah, seperti : sepeda motor, mobil, dump truck, mesin - mesin kapal ukuran kecil & menengah. Kelebihan dari sistem ini adalah praktis karena operator tidak perlu menguarkan tenaga ekstra untuk start engine. Kekurangan dari sistem ini diantaranya, memerlukan komponen start yang kompleks, kurang ekonomis dan membutuhkan perawatan battrey secara periodik untuk menjamin sistem dapat bekerja dengan baik.
  3. Pneumatic starting. Merupakan cara start mesin yang tidak lazim digunakan pada masyarakat umum. Pneumatic starting bekerja dengan memanfaatkan bantuan udara bertekanan yang sebelumnya tersimpan dalam bejana udara. Sistem start yang demikian diterapkan pada mesin dengan daya yang besar (yang tidak memungkinkan untuk dilakukan start menggunakan cara manual maupun dengan electric starting. Kelebihan sistem start ini  adalah dapat diterapkan pada mesin dengan daya yang sangat besar. Sedangkan kekurangannya adalah, membutuhkan komponen start yang lebih banyak, perawatan komponen lebih banyak. 
Ilustrasi mesin kapal Mitsubishi - Akasaka 7 UEC 45 LA dengan 8.400 HP (foto by: arsip pribadi penulis)


Tiga cara tersebut diatas merupakan cara yang umum digunakan dalam operasional awal permesinan. Terkait dengan kelebihan dan kekurangan pada masing - masing sistem merupakan konsekuensi penyerta sesuai dengan kebutuhan penggunaan pada mesin.


Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar