Just another free Blogger theme

Katup atau yang sering disebut klep merupakan hal yang penting untuk diperhatikan kelonggarannya. Penyetelan celah klep harus menjadi agenda yang terjadwalkan dalam jadwal plan maintenance system (PMS). Terkait dengan maksud dan tujuan penyetelan telah pernah penulis sampaikan dalam artikel sebelumnya.
Selanjutnya akan muncul pertanyaan, "Bagaimanakah kita melakukan identifikasi terkait dengan klep mana yang bisa di stel?"

Jawabannya adalah, 
Klep pada silinder yang tengah mengalami akhir langkah kompresi. Dalam kondisi ini dimaksudkan kedua klep dalam kondisi tertutup rapat.

Apabila kita memiliki mesin dengan enam silinder, apakah kita harus melakukan penyetelan klep satu persatu silinder (Satu silinder diposisikan TOP selanjutnya diputar poros engkol - kemudian berganti dengan langkah yang sama hingga terulang sampai ke-enam silinder selesai)?

Langkah yang demikian tentu tidak salah, namun kurang efektif dan efisien.

Berikut saya sampaikan tips terkait dengan identifikasi klep yang dapat disetel dengan hanya dua kali putar poros engkol.

Cara 1: Dengan menggunakan bantuan gambar diagram pembakaran.

Sebelum menggambar diagram pembakaran, kita harus meengetahui firing order dan jumlah silinder mesin tersebut.

Contoh,
Mesin 4 tak dengan 6 silinder
FO : 1 - 5 - 3 - 4 - 2 - 6

Hal yang harus kita tahu adalah,
  1. Panjang tiap langkah mesin 4 tak adalah 180° (720°/4 langkah piston).
  2. Interfal tiap langkah adalah 120° (720°/jumlah silinder = 720° / 6)
  3. Mulailah menggambar diagram pembakaran dengan berurutan sesuai urutan pembakaran (firing order).
  4. Berikan perbedaan warna pada setiap langkah. (Misal, isap = biru, kompresi = kuning, usaha = merah, buang = hijau).
  5. Untuk memulai pada silinder berikutnya berikan jeda 120°, sesuai perhitungan poin 2 diatas.
  6. Apabila diagram pembakaran telah selesai pada semua silinder, selanjutnya lakukan identifikasi atas klep yang tertutup sesuai dengan langkah kerjanya (berdasarkan gambar diagram pembakaran).
  7. Selanjutnya posisikan mesin pada TOP silinder 1 dan bisa mulai dilakukan penyetelan berdasarkan data hasil analisa diagram pembakaran diatas.
  8. Setelah penyetelan dilakukan pada TOP silinder 1, selanjutnya adalah dengan memutar poros engkol 360° memposisikan TOP silinder 4 (yang overlapping dengan silinder no. 1).

Contoh diagram pembakaran sesuai kondisi diatas (foto by: Dokumentasi pribadi penulis)

Dari hasil analisa data diatas maka didapatkan identifikasi sebagai berikut,
  1. Silinder no. 1 pada akhir langkah kompresi, klep isap dan buang sama - sama tertutup dan bisa di stel.
  2. Silinder no. 2 pada langkah usaha - buang, klep buang terbuka dan klep isap tertutup. Maka klep isap bisa di stel.
  3. Silinder no. 3 pada langkah isap, klep isap terbuka dan klep buang tertutup. Maka klep buang bisa di stel.
  4. Silinder no. 4 pada langkah buang - isap, kedua klep kondisi terbuka. Kedua klep tidak dapat di stel.
  5. Silinder no. 5 pada langkah isap -kompresi. Klep isal terbuka dan klep buang tertutup. Maka klep buang dapat di stel.
  6. Silinder no. 6 pada langkah usaha - buang. Klep isap terturup dan klep buang terbuka. Maka klep isap dapat di stel.
Kondisi diatas adalah analisa saat posisi TOP silinder 1. Apabila menghendaki untuk men-setel klep yang tidak dapat di stel pada TOP silinder 1, maka selanjutnya putar (turn) poros engkol untuk memposisikan TOP 4.


Cara 2: Dengan diagram sirkular (cyrcle diagram)

Kita gunakan kondisi yang sama sebagai contoh untuk melakukan perbandingan dengan cara 1.

Mesin 4 tak, 6 silinder
FO : 1 - 5 - 3 - 4 - 2 - 6.

Cara yang kita lakukan adalah,
  1. Gambarkan lingkaran, kemudian bagi dengan garis lurus - memotong sesuai dengan jumlah silinder mesin.
  2. Pada titik sisi luar lingkaran, isikan angka sesuai ututan pembakaran. Penomoran dilakukan searan dengan putaran jarum jam.
  3. Selanjutnya identifikasi gambar.
  4. Angka 1 akan bersebrangan dengan angka 4. Ini artinya overlapping terjadi pada silinder 4 saat TOP silinder 1.
  5. Top 1 diidentifikasi semua klep dapat disetel.
  6. Sisi sebelah kanan overlapping adalah kondisi klep buang yang dapat di-stel.
  7. Sisi sebelah kiri overlapping adalah kondisi klep isap yang dapat di-stel.
Contoh diagram sirkular untuk menganalisa kondisi klep (foto by: Dokumentasi pribadi penulis)
Analisa dari gambar diatas maka,
  1. Silinder 1, klep dalam kondisi dapat di stel semua.
  2. Silinder 2 (sebelah kiri overlapping) klep isap dapat di stel.
  3. Silinder 3 (sebelah kanan overlapping) klep buang dapat di stel.
  4. Silinder 4 (overlapping) semua klep tidak dapat di stel.
  5. Silinder 5 (sebelah kanan overlapping) klep buqng dapat di stel.
  6. Silinder 6 (sebelah kiri overlapping) klep isap dapat di stel.

Apabila dibandingkan, kedua cara diatas memiliki hasil analisa yang sama atas klep yang dapat di stel. Terkait dengan "tips" ini, tentunya cara nomor 1 memiliki akurasi yang lebih tinggi karena dapat dijelaskan secara ilmiah dalam menganalisa tiap langkah pada tiap silinder. Namun kekuranngannya adalah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menggambar diagram pembakaran.

Dengan cara kedua, hasil analisa dapat ditemukan dengan waktu yang relatif singkat. Namun yang menjadi kendala adalah cara ini masih perlu dipastikan dengan kondisi sebenarnya pada mesin untuk menghindari adanya kesalahan kerja.

Selamat mencoba.!!
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar