Just another free Blogger theme

Berdasarkan rumus koefisien admiralty (admiralty coeficient), pemakaian bahan bakar diatas kapal menjadi dapat dihitung sebagai bahan pertimbangan atas pelayaran yang lain. Menggunakan koefisien admiralty maka didapatkan rumus dasar sebagai berikut.

Ca = ( D⅔ . V³ ) / P

Ca adalah koefisien admiralty yang memiliki nilai konstan.
D adalah isi tolak (Displacement) kapal dengan satuan Ton.
V adalah kecepatan kapal dalam satuan Knot.
P adalah besarnya daya mesin dalam satuan HP (Horse Power).


Dari rumus dasar koefisien admiralty diatas, maka akan didapatkan beberapa rumus turuanan terkait dalam penggunaanya untuk menghitung konsumsi bahan bakar. Turunan rumus yang dimaksudkan merupakan dasar perhitungan pemakaian bahan bakar menurut,
  • Kecepatan kapal
  • Kecepatan kapal dan jarak tempuh kapal
  • Perubahan berat benaman kapal / isi tolak (Displacement)

Main Engine Hitachi B&W 6L 42 MC (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)



Turunan rumus yang dimaksud diantaranya adalah,

  • B1 : B2 = V1² : V2² (pada jarak yang sama)
  • B1 : B2 = V1³ : V2³ (pada waktu yang sama)
  • B1 : B2 = P1 : P2
  • B1 : B2 = n1³ : n2³
  • B1 : B2 = (D1⅔ . V1³) : (D2⅔ . V2³)
  • B1 : B2 = (D1⅔ . V1². S1) : (D2⅔ . V2² . S2)
  • B1 : B2 = (V1² . S1) : (V2² . S2) (pada displacement yang sama)

B adalah pemakaian bahan bakar
V adalah kecepan kapal 
P adalah daya mesin
n adalah putaran mesin
D adalah displacement
S adalah jarak tempuh

(Angka 1 mengisyaratkan koefisien lama, angka 2 menunjukkan koefisien baru)




Pemakaian bahan bakar menurut kecepatan kapal
Semakin tinggi kecepatan kapal, maka akan memberikan pengaruh daya mesin yang tinggi untuk memberikan gaya dorong yang lebih besar terhadap pergerakan kapal. Kondisi yang demikian juga akan semakin menambah konsumsi bahan bakar mesin. 
Demikian juga untuk kondisi sebaliknya.
 
Contoh perhitungan pemakaian BBM dengan kondisi waktu dan jarak yang sama KLIK DISINI!

Contoh 1.

Sebuah kapal berlayar dengan kecepatan 15 Knot menghabiskan bahan bakar sebanyak 20 Ton perhari. Berapakah konsumsi bahan bakar perhari apabila kecepatan diturunkan menjadi 12 Knot.? 

Diketahui,
V1 = 15 knot
B1 = 20 Ton perhari
V2 = 12 knot

Ditanyakan
B2 =.....?

Jawab

Dalam kondisi ini berlaku rumus 
B1 : B2 = V1³ : V2³

B2 = B1 . V2³ / V1³
B2 = 20 . 12³ / 15³
B2 = 10,24 

Jadi pemakaian bahan bakar ketika kecepatan diturunkan menjadi 12 Knot adalah sebesar 10,24 Ton perhari.



Contoh 2.

Sebuah kapal berlayar dengan kecepatan 12 Knot, dengan konsumsi bahan bakar perhari sebanyak 15 Ton. Atas dasar pertimbangan sisa bahan bakar diatas kapal, berapakah kecepatan kapal untuk menunjang pemakaian bahan bakar sebanyak 10 ton perhari?

Diketahui 
V1 = 12 Knot
B1 = 15 Ton perhari
B2 = 10 Ton perhari

Ditanyakan 
V2 =...?

Jawaban,
Untuk kondisi diatas ini, masih digunakan formula yang sama dengan contoh 1. 

B1 : B2 = V1³ :  V2³

V2³ = (B2 . V1³) / B1
V2³ = (10.12³) / 15
V2 = 10,6

Jadi kapal harus menyesuaiakan keceapatan sebesar 10,6 Knot untuk menghemat pemakaian bahan bakar sebesar 10 Ton perhari.


Pemakaian bahan bakar menurut kecepatan kapal dan jarak tempuh

Apabila kecepatan awal kapal adalah V1 dan pemakaian bahan bakar adalah B1 ketika menempuh jarak sejauh S1 akan melanjutkan perjalanan senauh S2 dengan kecepatan lapal V2. Maka konsumsi bahan bakar adalah sebesar B2. 

B1 : B2 = (V1² . S1) : (V2² . S2)



Contoh 3. 

Sebuah kapal berlayar dengan kecepatan 11 knot sejauh 2.000 mil. Bahan bakar yang digunakan selama menempuh perjalanan sebanyak 200 Ton. 
Sisa bahan bakar diatas kapal sebnayal 150 Ton. Berapakah kecepatan kapal untuk dapat menempuh jarak sejauh 2.200 mil.? 

Diketahui, 
V1 = 11 knot
S1 = 2.000 mil
B1 = 200 Ton

S2 = 2.200 mil
B2 = 150 Ton

Ditanyakan
V2 =..?

Jawab

B1 : B2 = (V1² . S1) : (V2² . S2)

V2² = (V1² . S1) . B2 / B1.S2
V2² = (11². 2000) . 150 / 200 . 2200
V2 = 9,08

Jadi untuk dapat menempuh jarak 2.200 mil dengan bahan bakar sebanyak 150 Ton, maka kecepatan kapal hatus diturunkan menjadi 9,08 Knot.


Contoh 4.

Perbekalan bahan bakar diatas kapal untuk memulai pelayaran sebanyak 300 Ton.
Kapal berlayar dengan rute pertama sejauh 1.500 mil dan rute kedua sejauh 1.000 mil. Kecepatan kapal dikondisikan stabil dan sama untuk pelayaran rute pertama dan rute kedua yaitu 14 knot. 
Untuk menempuh pelayaran rute pertama, kapal membutuhkan bahan bakar sebanyak 200 Ton. Apakah sisa bahan nakar diatas kapal cukup untuk pelayaran rute kedua.?

Diketahui

B1 = 200 Ton
V1 = V2 = 14 Knot
S1 = 1.500 mil
S2 = 1.000 mi
Sisa BBM = 300 - 200 = 100 Ton

Ditanya,
Apakah sisa BBM cukup untuk pelayaran rute kedua.? 


Jawab

B1 : B2 = (V1² . S1) : (V2². S2)

B2 = B1. (V2² . S2) / V1² . S1
B2 = 200 . (14² . 1000) / 14² . 1500
B2 = 133,3 


Kalkulasi pemakaian bahan bakar pada kecepatan yang sama adalah 133,3 Ton. Artinya tidak cukup untuk pelayaran di rute kedua.


Contoh 5.

Dalam kondisi seperti contoh 4 diatas, apakah BBM cukup untuk menempuh perjalanan di rute kedua apabila lecepatan diturunkan menjadi 10 knot.? (Dengan konsekuensi waktu tempuh semakin lama)

Dengan menggunakan formula rumus yang sama maka diubah V2 = 10 Knot

B2 = B1. (V2² . S2) / V1² . S1

B2 = 200 . (10² . 1000) / 14² . 1500
B2 = 68 Ton

Dengan menurunkan kecepatan menjadi 10 knot, konsumsi bahan bakar diperkirakan sebesar 68 Ton yang artinya mencukupi untuk pelayaran rute kedua.


Pemakaian bahan bakar menurut perubahan berat benaman kapal /isi tolak (displacement)

Apabila kapal berlayar dengan kecepatan konstan, dan berat benaman yang berbeda maka akan terjadi variabel yang searah dengan pemakaian bahan bakar diatas kapal. 

B1 : B2 = D1⅔ : D2⅔

Contoh 6.

Sebuah kapal dengan berat benaman 8.000 Ton berlayar dengan kecepatan konstan sebesar 20 Knot. Pemakaian BBM pada rute pertama adalah 35 Ton perhari. Setibanya dipelabuhan kedua, dilakukan aktifitas bongkar muatan seberat 4.625 Ton.
Berapakah estimasi pemakaian bahan bakar pada rute kedua (setelah bongkar)?.

Diketahui
V1 = V2 = 20 Knot
B1 = 35 Ton perhari
D1 = 8.000 Ton
D2 = 8.000 - 4.625 Ton = 3.375 Ton

Ditanya
B2 =..?

Jawab

B1 : B2 = D1⅔ : D2⅔

B2 = (B1 . D2⅔) / D1⅔
B2 = (35 .3373⅔) / 8000⅔
B2 = 19, 68

Jadi konsumsi bahan bakar setelah bongkar untuk pelayaran rute kedua adalah sebesar 19,68 Ton.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

1 komentar: