Just another free Blogger theme

Purifier menjadi salah satu permesinan bantu diatas kapal yang memiliki peran penting dalam hal menunjang kelancaran operasional mesin induk maupun permesinan bantu. Teori dasar purifier harus menjadi hal yang harus dimengerti sebelum berjenjang untuk memahami operasional dan trouble-shooting atas kendala yang muncul.

Prinsip dasar kerja purifier

Dalam kerjanya untuk memurnikan bahan bakar maupun minyak lumas dari kontaminasi partikel lain, purifier bekerja berdasarkan prinsip dasar yaitu,


1. Pemisahan dengan cara mengendapkan (sedimentasi).

Sebagai gambaran sederhana, apabila dalam suatu bejana diisikan oleh cairan kotor (yang terkontaminasi) maka, apabila cairan tersebut didiamkan dalam beberapa waktu maka akan terbentuk endapan. Endapan pada dasar bejana merupakan partikel kotoran yang memiliki berat jenis lebih tinggi dari zat cair. Dalam proses purifikasi, endapan kotoran inilah yang harus dipisahkan supaya zat cair yang terkontaminasi dapat dijamin kemurniannya. 

 
Ilustrasi sedimentasi (foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book purifier ALFA LAVAL)

Pemanfaatan fungsi sedimentasi ini kemudian tetap dilakukan namun dengan menggunakan bejana yang berbeda. Digunakan bejana dengan tiga saluran
  • Penataan saluran teratas adalah saluran pengisian (unseparated oil inlet) yang memungkinkan zat cair kotor (terkontaminasi) masuk dalam bejana. 
  • Penataaan saluran paling bawah adalah saluran sedimentasi yang merupakan saluran pembuangan kotoran endapan (sludge discharge outlet).
  • Penataan saluran yang diposisikan ditengah merupakan saluran clean oil outlet yang diperuntukkan cairan yang relatif bersih (terbebas dari kontaminasi dan sedimentasi).
  • Selain membentuk tiga saluran dengan fungsi yang berbeda, pada ruangan yang terhubung pada saluran kedua dipasangkan sekat - sekat yang berfungsi sebagai tempat menempelnya partikel kotoran padat apabila terlewatkan untuk dibuang melalui saluran pembuangan sedimentasi (saluran paling bawah). Analogi sekat -sekat yang terpasang pada ruang kedua (saluran bersih output), merupakan wujud dari piringan mangkuk (disc bowl) yang tersusun dalam bowl dengan jumlah yang cukup banyak. (PERHATIKAN ILUSTRASI GAMBAR DIBAWAH INI DENGAN DETAIL TERKAIT DENGAN PENATAAN TIGA SALURAN DAN ILUSTRASI DISC BOWL)
Ilustrasi sedimentasi dalam bejana yang tersusun dengan tiga saluran. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book purifier ALFA LAVAL)

2. Pemanfaatan gaya sentrifugal.

Ilustrasi diatas menggambarkan bejana dengan kondisi horisontal yang terisi zat cair pada satu sisi (sisi bawah) saja. Untuk menunjang kinerja yang optimal, selanjutnya bejana di posisikan vertikal serta dilengkapi dengan saluran dan sekat pemisah pada kedua sisinya (kanan dan kiri / atas dan bawah). 
Bentuk yang demikian dengan penataan bejana dalam posisi vertikal akan memudahkan proses purifikasi bekerja dengan optimal. Untuk memaksimalkan proses pemurnian zat cair, bejana yang ditata dengan posisi vertikal kemudian diputar dengan kecepatan tinggi.

Ilustrasi penataan bejana dengan diputar untuk menghasilkan gaya sentrifugal. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book purifier ALFA LAFAL)


Bejana dalam kondisi terisi dengan zat cair kotor (terkontaminasi partikel lain), yang kemudian diputar, maka akan menghasilkan gaya sentrifugal atas zat cair tersebut dalam bejana. Gaya sentrifugal adalah gaya keluar menjauh titik pusat gaya karena pengaruh putaran pada titik pusat gaya. Prinsip kerja gaya sentrifugal inilah yang mendasari penyebutan centrifuge diatas kapal.
Pengaruh gaya sentrifugal ini terhadap zat cair dalam bejana adalah semakin memudahkan proses purifikasi. Pada putaran yang semakin tinggi, kontaminasi partikel (padat maupun cair) yang memiliki berat jenis lebih tinggi akan semakin mendapat gaya sentrifugal semakin besar dan akan "terlempar" pada saluran pembuangan (sludge discharge outlet). Kondisi demikian akan semakin memudahkan proses purifikasi untuk menghasilkan clean oil.


3. Proses pemanasan (heating) pada minyak kotor.

Sifat dasar suatu zat cari yang bertemperatur rendah adalah nilai kekentalannya (viscocity) akan bertambah. Kekentalan yang semakin tinggi pada zat cair akan semakin mengikat partikel yang mencampurinya (walaupun ikatan yang terbentuk tidak homogen). Ikatan partikel kotoran dalam cairan yang terkontaminasi tentunya akan semakin sulit untuk dipisahkan walaupun telah menggunakan beberapa metode diatas.
Hal yang dijadikan solusi atas kondisi ini adalah dengan mengalirkan energi panas /melakukan pemanasan (heating) pada zat caur tersebut. Dengan semakin meningkatnya temperatur zat zair, maka nilai kekentalannya akan semakin berkurang dan memungkinkan terjadinya proses purifikasi.

Ilustrasi perbandingan kekentalan zat cair dengan dan tanpa pemanasan. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book purifier ALFA LAFAL)


Pada gambar pertama (gambar atas) memberikan ilustrasi bahwa zat cair yang meiliki kekentalan tinggi akan sulit untuk menetes pada bejana yang ada dibawahnya.
Kondisi yang berikutnya (gambar kedua), mengilustrasikan bahwa dengan mengalirkan energi panas pada zat cair, maka kekentalannya akan semakin menurun yang memungkinkan zat cair akan mengalir pada bejana yang ada dibawahnya.

Fungsi pemanasan ini menjadi sangat diperlukan untuk menunjang optimalisasi proses penurnian bahan bakar maupun minyak lumas. Dalam instalasi pemurnian purifier, digunakan heater (steam heater atau electric heater) yang akan mengalirkan energi panas untuk meningkatkan temperatur unseparated oil dengan maksud mengurangi kekentalannya.


Proses pemanasan yang terjadi pada unseparated oil selain menurunkan nilai viskositasnya (kekentalan) maka akan semakin mengurangi masa jenisnya juga.
Ilustrasi tindakan pemanasan untuk menurunkan berat jenis suatu zat cair (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_manual book purifier ALFA LAVAL)


Ilustrasi diatas menggambarkan zat cair dengan temperatur rendah akan memiliki berat jenis yang lebih tinggi. Demikian juga untuk kondisi sebaliknya, apabila ada proses pemindahan panas yang meningkatkan temperatur zat cair maka berat jenis zat cair tersebut akan semakin berkurang.

Menurunnya berat jenis zat cair ketika terjadi proses pemanasan akan semakin memudahkan proses purifikasi. Ikatan heterogen antara minyak kotor dengan partikel lainnya akan semakin terlepas dan memudahkan untuk dipisahkan. Proses pemisahan ini tentunya memanfaatkan perbedaan berat jenis (density) antar keduanya. 
Dalam putaran yang cukup tinggi, partikel yang memiliki berat jenis lebih tinggi akan semakin "terlempar" dan keluar melalui sludge discharge outlet.

Demikian adalah dasar yang menjadi prinsip kerja purifier.
Komponen dan operasionalnya akan disampaikan pada artikel berikutnya.


Ptosedur operasional purifier, KLIK DISINI!



Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar