Just another free Blogger theme

Crankcase explosions adalah ledakan yang terjadi dalam ruang engkol mesin. Kondisi ini hampir memiliki kesamaan dengan scavenge fires. Hal yang membedakan adalah letak titik api yang terjadi dalam mesin. Scavenge fire terjadi pada ruang udara bilas mesin diesel dua langkah putaran rendah. Sedangkan crankcase explosion terjadi dalam ruang engkol mesin diesel dua langkah maupun mesin diesel empat langkah. 

Menurut data statistik dari class LR, disimpulkan bahaya  crankcase explosion pada mesin diesel empat langkah memiliki resiko tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan mesin diesel dua langkah. Hal ini cukup beralasan karena ruang bakar mesin dua langkah dibatasi oleh sekat dipraghma (stuffing box) yang memungkinkan ruang bakar tidak berhubungan langsung dengan ruang engkol (crankcase). Kemungkinan kontaminasi sumber panas dalam ruang engkol dari blow-by atau sejenisnya dapat diminimalkan. Namun, sebagai konsekuesnsinya mesin diesel dua langkah berpeluang terjadi scavenge fire yang terjadi pada ruang udara bilas. 


Ilustrasi terjadinya crankcase explosion pada mesin empat langkah. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis_marine diesels co. uk)



Berdasarkan kedua jenis resiko diatas, maka para operator mesin diatas kapal harus cakap dan mengangap resiko yang sama besar atas kedua jenis mesin yang sering digunakam diatas kapal. Dengan demikian semua jenis mesin akan selalu mendapat prioritas perawatan untuk mencegah terjadinya resiko bahaya dan kerusakan yang berpeluang menimbulkan kerugian.


Penyebab crankcase explosion.

Apabila diperhatikan asal ledakan yang terjadi dalam ruang engkol, maka tidak akan terlepas dari unsur "segitiga api" dalam jumlah setimbang yang terdapat dalam ruang engkol. 
  1. Hot spot. Terjadinya crankcase explosion apabila diuraikan, maka sebagian besar disebabkan oleh titik panas "hot spot" yang terjadi dalam crankcase, chaincase ataupun camcase. Hot spot ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor yang beragam. Gesekan yang terjadi pada komponen yang bergerak dengan tanpa adanya pelumasan yang cukup akan memicu terjadinya panas. Panas berlebih akan menguapkan percikan minyak lumas menjadi uap white oil mist. Uap akan mengalir menuju permukaan yang lebih dingin untuk mencapai titik kesetimbangannya. Dalam kondisi yang demikian, penumpukan uap akan memungkinkan terbentuknya api. Api yang terbentuk dalam sekat ruangan tertutup akan menghasilkan "ledakan".
  2. Blow-by. Blow-by merupakan sebuah istilah atas kebocoran kompresi dalam ruang bakar yang disebabkan oleh keausan komponen ruang bakar. Udara yang seharusnya terkompresikan dalam ruang bakar, menjadi "lolos" melalui sela - sela keausan dan terkumpul dalam crankcase. Penumpukan udara ini akan mensempurnakan kesetimbangan komposisi panas dan uadara dalam ruang engkol. Selain kebocoran kompresi karena keausan komponen ruang bakar, keretakan yang terjadi pada piston crown juga dapat memicu "lolos"nya udara kompresi menuju ruang engkol.
  3. Pengaruh panas dari luar ruang engkol. Pengaruh panas dari luar juga dapat memicu terjadinya ledakan dalam ruang engkol. Panas dari luar akan merambat secara radiasi menjadikan temperatur ruang engkol meningkat.

Mencegah crankcase explosion, KLIK DISINI!


Jenis crankcase explosions.
Menurut jenis ledakan yang terjadi dalam ruang engkol, maka resiko crankcase explosion digolongkan menjadi dua jenis. Yaitu,
  1. Primary explosion. Merupakan ledakan utama yang terjadi dalam ruang engkol. Yang dimaksud dengan ledakan utama adalah ledakan yang terjadi pertama kali sebab faktor pemicu api dalam ruang engkol. Terjadinya ledakan dengan kekuatan kecil akan membuka relief valve yang terpasang pada engine frame. Bahaya api ini menjadi cukup aman apabila relief valve dapat bekerja dengan baik, maka tingkat kerusakan dapat diminimalkan. Bahaya ledakan dengan skala lebih besar (ketika tidak memfungsikan relief valve karena kerusakan, kurang perawatan atau sejenisnya) akan beresiko lebih parah untuk menghancurkan engine frame.
  2. Secondary explosion. Merupakan ledakan sekunder yang pada umumnya terjadi setelah primary explosion dengan kekuatan yang lebih besar. Secondary explosion biasanya terjadi karena ada unsur "kesalahan". Membukanya relief valve akan mengalirkan gas dalam ruang engkol keluar mesin. Dalam waktu yang bersamaan tekanan ruang engkol menjadi dibawah tekanan atmosfir. Setelah relief valve bekerja melepaskan gas dalam ruang engkol dan mekanismenya tidak dapat menutup rapat kembali (inilah yang dimaksud "kesalahan" tersebut), maka udara luar akan masuk dalam ruang engkol karena perbedaan tekanan yang lebih rendah dalam crankcase. Bertambahnya volume udara ini akan memungkinkan terjadinya secondary explosion dengan kekuatan yang lebih besar.

Categories: ,


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar