Just another free Blogger theme
- Anjungan
- Ship office
- Cargo control room
- Ruang muat (misal cardeck pada kapal Ro-Ro)
- Kamar mesin
- AC dengan ukuran ½ PKuntuk ruangan: 5.000 BTU – 6.000 BTU.
- AC dengan ukuran ¾ PKuntuk ruangan: 7000 BTU – 8000 BTU.
- AC dengan ukuran 1 PKuntuk ruangan: 9.000 BTU – 11.000 BTU.
- AC dengan ukuran 1½ PKuntuk ruangan: 12.000 BTU – 17.000 BTU.
- AC dengan ukuran 2 PKuntuk ruangan: 18.000 BTU – 23.000 BTU.
- AC dengan ukuran 2½ PKuntuk ruangan: 24.000 BTU – 26.000 BTU.
- AC dengan ukuran 3 PKuntuk ruangan: 27.000 BTU – 44.000 BTU.
- AC dengan ukuran 5 PKuntuk ruangan: 45.000 BTU - 48.000 BTU
- Tanggung jawab secara hukum (tanggung jawab yuridis) tentang kematian awak kapal/penumpang harus diteliti dengan baik dimungkinkan adanya pengaruh tindak pidana sebagai penyebabnya.
- Apabila jenazah meninggal karena infeksi/penularan penyakit, maka penanganan harus dilakukan dengan baik untuk mencegah / mengisolasi terjadinya penularan terhadap lingkungan sekitarnya.
- Setiap kejadian kematian dan/atau kelahiran diatas kapal harus dicatat dalam buku harian atau kisah kapal meliputi identitas diri secara lengkap (termasuk sidik jari), indikasi penyebab kematian, perawatan jenazah, penguburan jenazah (apabila dilakukan penguburan dilaut).
- Mayat dibalut dengan kain (apabila ada menggunakan kain kafan) yang rapi dan dimasukkan dalam karung kanvas.
- Kaki jenazah diberikan peemberat atau timah yang dijahit dan tidak mudah lepas.
- Pada sisi buritan kapal (yang ditentukan sebagai tempat menguburkan jenazah) disiapkan papan luncur setinggi relling kapal.
- Dilakukan aktifitas seremonial dan penghormaatan oleh seluruh awak kapal dengan dipimpin oleh nakhoda atau perwira lain yang mewakili.
- Kapal dihentikan sementara untuk memberikan penghormatan terhadap jenazah.
- Jenazah dibaringkan dan diluncurkan perlahan kedalam laut.
- Putaran mesin menjadi tertahan. Dengan putaran tertahan maka kecepatan kapal akan semakin berkurang.
- Memberikan efek resistansi terhadap putaran poros mesin. Resistansi yang dimaksud akan menambah beban mesin menjadi semakin berat dan tidak sebanding dengan tenaga yang seharusnya dihasilkan. Kondisi "tertahan" akan mengakibatkan mesin menjadi relatif panas saat operasional.
- Konsumsi BBM semakin meningkat pada putaran yang sama dengan kecepatan kapal yang tidak sebanding.
- Kecepatan kapal menurun secara tiba-tiba pada operasional putaran mesin yang sama.
- Pada putaran meain yang sama, teridentifikasi komsumsi BBM yaang lebih banyak serta terjadi peningkatan temperatur kerja pada masing - masing sistem mesin.
- Terjadi peningkatan arus (yang terbaca pada ampere-meter) pada elektro motor penggerak turning gear pada saat proses turn engine.
- Lakukan identifikasi pada masing - masing garis kurva sesuai dengan skala ukur yang telah disertakan dengan satuannya.
- Setelah teridentifikasi, selanjutnya lakukan pembacaan putaran (pada garis vertikal paling atas sisi kiri) dengan besarnya prosentase dan tenaga meain pada sumbu garis horisontal sisi paling bawah gambar.
- Selanjutnya lakukan identifikasi pada masing - masing garis dengan menarik sumbu garis vertikal (sisi kanan atau sisi kiri kurva) dengan sumbu garis horisontal tenaga dan prosentase mesin.
- Lakukan pembacaan secara menyeluruh terhadap semua unsur garis untuk mendapatkan acuan o9perasional mesin yang ideal sesuai dengan rekomendasi dari maker.
- Putaran mesin (rpm)
- Prosentase putaran mesin (%)
- Tenaga mesin yang dihasilkan (HP)
- Putaran turbocharger (rpm)
- Tekanan udara bilas (kg/cm²)
- Temperatur gas buang mesin (°C)
- Tekanan kompresi & tekanan maksimal (P. Max & P. Comp)
- Specific fuel consumption dll.
- Oil record book bagian I merupakan buku untuk operasional permesinan (machinery space operation) wajib dimiliki oleh, kapal tanker dengan berat kotor (gross tonage) 150 ton atau lebih dan kapal non-tanker dengan berat kotor (gross tonage) 400 ton atau lebih.
- Oil record book bagian II merupakan buku untuk operasional di-deck/ruang muat (deck/cargo space operation) wajib dimiliki oleh kapal tanker untuk mencatat operasional yang berkaitan dengan ruang/tangki muatan dan/atau air ballast.
- Terdapat beberapa kolom yang wajib diisi sebagai bentuk pertanggungjawaban operasional kapal mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut. Kolom tersebut meliputi tanggal, kode operasi dan nomor bagian yang harus sesuai pengisiannya.
- Setiap pekerjaan yang selesai, harus segera ditandatangani oleh perwira jaga sebagai personal/petugas yang bertanggung jawab pada saat operasional.
- Setiap halaman "buku merah" yang telah diisi harus ditandatangani oleh Nakhoda sebagai prnanggung jawab umum operasional kapal.
- Detail mengenai jumlah, waktu dan unsur lain dalam operasional harus dicatat secara detail dalam buku catatan minyak.
- Buku catatan minyak untuk kapal yang memiliki sertifikat International Oil Pollution Prevention (IOPP),maka pengisian wajib disertakan menggunakan bahasa Inggris, Prancis atau bahasa Spanyol.
- Buku catatan minyak harus dalam kondisi bersih dan tersimpan pada tempat yang aman serta mudah dijangkau.
- Masa simpan "buku merah" adalah selama 3 (tiga) tahun setelah pengisian terakhir dibuat.
- Pemeriksaan pengisian buku catatan minyak dilakaukan pada saat kapal di pelabuhan atau diterminal lepas pantai tanpa mengakibatkan pelayaran kapal menjadi tertunda.
- Poin A = Pengisian tolak bara atau pembersihan tangki BBM
- Poin B = Pembuangan tolak bara kotor atau air bekas pencucian dari tangki BBM sebagaimana disebutkan dalam poin A diatas.
- Poin C = Pengumpulan dan penanganan lanjut residu minyak (lumpur dan residu lainnya)
- Poin D = Pembuangan keluar kapal tidak otomat atau penanganan cara lain dari air bilga yang telah terkumpul dalam ruang permesinan.
- Poin E = Pembuangan keluar kapal secara otomat atau penanganan cara lain dari bilga yang telah terkumpul dalam ruang permesinan.
- Poin F = Kondisi peralatan penyaringan minyak.
- Poin G = Pembuangan minyak tanpa disengaja atau pengecualian yang lainnya.
- Poin H = Pengisian BBM atau minyak lumas dalam jumlah besar.
- Graving dock (dock kolam)
- Floating dock (dock apung)
- Slip-way dock (dock tarik)
Dalam operasional mesin yang berkelanjutan, akan mengakibatkan terjadinya ke-aus-an komponen mesin. Ke-aus-an yang menerus akan mengakibatkan penurunan performance engine sehingga nilai manfaatnya tidak dapat dioptimalkan. Selain nilai manfaatnya berkurang, kerugian operasional juga akan semakin bertambah. Misal, bertambahnya konsumsi bahan bakar dan/atau bertambahnya konsumsi minyak lumas.
Terkait dengan aalasan tersebut diatas, maka hal preventif (pencegahan) dan korektif (pembetulan) terhadap resiko terjadinya ke-aus-an menjadi hal yaang sangat penting.
Salah satu "ancaman" ke-aus-an terhadap komponen mesin adalah yang terjadi pada "main bearing" atau pada umumnya dilapangan disebut dengan istilah "metal duduk". Disebut dengan metal duduk karena bearing tersebut dipasang untuk "duduk" di engine block dan menopang main journal craankshaft.
Sebelum dilakukan penggantian, tentunya perlu dilaakukana identifikasi terhadap tingkat ke-aus-an bantalan mesin tersebut. Langkah yang dilakukan untuk melakukan identifikasi adalah,
- Dengan melakukan pengukuran Crank-web deflection. Pengukuran ini diperlukan untuk melakukan identifikasi terhadap ke-lurus-an crank-shaft. Apabila bantalan mesin / main bearing mengalami ke-aus-an maka dipastikan akan terjadi ketidaklurusan crankshaft. Data hasil ukur ini dapat digunakan menjadi dasar pelaksanaan penggantiaan main bearing.
- Melakukan pengukuran clearance main bearing antara main journal crankshaft dengan main bearing. Pengukuran clearance dapat dilakukan dengan menggunakan feeler gauge yang dimasukkan pada celah bearing dengan mengambil tiga titik pengukuran yaitu sisi kanan, sisi kiri dan sisi atas bearing. Pada umumnya, cara ini digunakan pada mesin dengan dimensi besar, dengan alasan efisiensi (tanpa meleppas bearing cap) telah dapat dilakukan mengidentifikasi clearance.
- Pengukuran clearance menggunakan loadcis. Pada dasarnya, poin ini adalah sama dengan poin sebelumnya. Intinya adalah pengukuran clearance antara main journal crankshaft dengan main bearing. Hal yang membedakan adalah proses pengukuran yang dilakukan. Pada cara ini, digunakan kawat khusus dengan bahan timah yang lunak. Kawat tersebut dipasangkan pada sisi bearing dan kemudian bearing cap diikat sesuai dengan kekuatan ikatan yang direkomendasikan. Setelah selesai, bearing cap dilepas untuk kembali mengambil kawat yang digunakan sebagai media pengukuran. Kawat akan "tergencet" oleh kekuatan ikatan mur bearing cap. Deformasi kondisi kawat tersebut yang menjadi hasil pengukuran clearance bearing. Direkomendasikan melakukan pengukuran dengan menggunakan micrometer untuk akurasi pembacaan hasil ukur.
- Lakukan identifikasi ke-aus-an main bearing.
- Siapkan peralatan kerja dan special tools yang digunakan dalam bekerja. Special tools yang dimaksud diantaranya adalah special spanner untuk membuka baut balance weight. Stick bar dengan special plate sebagai sarana mengangkat bearing cap saat proses bongkar maupun pasang. Bearing cap bootom piece untuk memudahkan pemasangan main bearing sisi bawah dan special down pin sebagai "pendorong" main bearing sisi bawah dengan bantuan putaran / turn mesin.
- Lepaskan balance weight yang terpasang pada sisi "pipi" engkol crankshaft.
- Lepaskan mur pengikat upper bearing cap. Proses melepaskan mur pengikat ini menggunakan bantuan pompa hidrolis portable (portable hydraulic jack) dengan tekanan 900 kg/cm².
- Pindahkan mur pengikat, selanjutnya pasang stick bar pada upper cap bearing. Proses bongkar (angkat) bearing cap menggunakan prinsip pengungkit.
- Setelah upper bearing cap terlepas, selanjutnya pimdahkan pada tempat kerja yang aman dengan permukaan yang datar.
- Lepaskan bottom bearing dengan memasangkan dowl pin pada lubang pelumas crankshaft. Kemudian putar crankshaft dengan menggunakan turning gear. (Hal yang perlu diperhatikan adalah arah putaran dan posisi pipi engkol. Putaran yang salah akan berakibat fatal merusak permukaan bearing dan main journal. Kesalahan pemasangan dowl pin akan mensusahkan pada saat melepas bearing).
- Setelah bottom bearing terlepas, selanjutnya bersihkan permukaan main journal & upper bearing cap.
- Lakukan persiapan pemasangan bottom bearing dengan memasangkan pada "peluncur" yang telah ada.
- Pasang pada main journal dan tentukan putaran pendorong. Arah putaran adalah menyesuaikan posisi "nok" bearing. Kesalahan arah putar akan berakibat fatal terhadap kerusakan main journal & bottom bearing.
- Setelah terpasang, lepas "peluncur" dan pastikan posisi bearing terpasang dan "duduk" rata pada permukaan engine block.
- Lakukan pemasangan upper bearing cap. Dengan menggunakan prinsip pengungkit menggunakan stick bar.
- Setelah upper bearing cap terpasanag, gunaakan hydraulic jack dengan tekanan 950 kg/cm².
- Pasangkan kembali lock-bolt untuk mengikat mur.
- Lakukan pemeriksaan clearance setelah main bearing terpasaang.
- Setelah selesai, pasang kembali balance weight.
- Selesai.
Elongation adalah merupakan sebuah pengujian mekanis atas pertambahan panjang atau pemeluran suatu material / benda yang memiliki sifat dasar statis / non elastis. Setiap benda yang memiliki sifat dasar elastis pada dasarnya tidak dapat diuji pemeluran karena memiliki sifat penambahan panjang sebab elastisitasnya.
Setiap benda padat yang statis dapat dilakukan uji pemeluran apabila benda tersebut mengalami,
- Pengaruh gaya mekanis dari luar. Misalnya gaya tarik terhadap benda statis. Benda statis yang menerima gaya tarik akan mengalami pertambahan paanjang. Pertambahan panjang inilah yang dinamakan dengan pemeluran / elongation.
- Pengaruh energi panas dari luar. Dengan adanya pengaruh energi panas maka material akan mengalami pemuaian yang akan menambah panjang dimensinya.
- Dalam kondisi belum terpasang, baut harus diketahui panjang awalnya. Panjang awal baut tersebut selanjutnya digunakan sebagai sarana kalibrasi alat ukur untuk mengasumsikan bahwa panjang awal benda kerja sebelum mendapatkan pengaruh gaya dan energi dari luar adalah "NOL"
- Adjust titik "nol" dial gauge sebagai nilai awal pengukuran.
- Pasangkan baut pada benda yang dikehendaki (misal; connecting rod).
- Setelah baut terpasang, selanjutnya pasangkan alat ukur pada kedua ujung baut. Lakukan pembacaan besarnya simpangan jarum dial gauge sebagai besarnya nilai (data ukur) pemeluran bahan.
- Sesuaikan dengan elongation limit yang dikehendaki oleh maker dalam manual book.
- Apabila data ukur elongation lebih rendah dari standart, lakukan pengikatan kembali terhadap baut dan kemudian lakukan pengukuran kembali.
- Sebaliknya, apabila data ukur pemeluran baut terlalu tinggi maka baut akan cenderung lebih cepat putus. Kuraangi ikatan terhadap baut.
- F / E merupakan kependekan dari Finish With Engine / Finish Engine. Instrumen ini merupakan isyarat apabila peran propulsi mesin induk (main engine) telah selesai digunakan dalam proses manouver. Apabila isyarat ini telah diterima dikamar mesin, artinya mesin imduk dan permesinan bantu yang menunjang operasionalnya telah selesai / dapat dimatikan.
- S / B merupakan kependekan dari stand-by. Instrumen ini memberikan isyarat bahwa kapal dan sistem permesinan telah siap untuk melakukan olah gerak. Setelah terjadi pergerakan kapal, dalam kondisi ini akan ada perubahan pitaran dan/atau kecepatan dan putaran mesin induk yang bervariasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan selama proses olah gerak.
- R / U adalah kependekan dari running-up atau beberapa istilah dilapangan yang sering digunakan pada kondisi ini adalah full-away. Instrumen ini memiliki arti bahwa kapal telah selesai melakukan proses olah gerak. Selanjutnya kapal berada di luar alur (laut bebas) dan dikondisikan menggunakan putaran mesin maksimal yang konstan.
- Nav Full (ahead) adalah instrumen pada telegraph yang dinerikan pada saat running-up atau full-away. Kondisi ini, mesin beroperasi dalam putaran maju yang maksimal saat kapal sudah bebas melewati alur keluar-masuk pelabuhan.
- Full (ahead) adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran maju penuh (full) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Half (ahead) adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran maju setengah (half) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Sow (ahead) adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran maju pelan (slow) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Dead Slow (ahead)adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran maju pelan sekali (dead slow) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- STOP adalah instrumen untuk mematikan mesin atau menghentikan pengaruh gaya dorong kedepan dan/atau kebelakang kapal.
- Dead Slow (astern) adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran mundur pelan sekali (dead slow) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Slow (astern) adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran mundur pelan (slow) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Half (astern)adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran mundur setengah (half) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Full (astern)adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan putaran mundur penuh (full) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Em'cy Full (astern)adalah instrumen komunikasi untuk operasional mesin dengan puttaran mundur kondisi darurat (emergency) sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
- Mechanical seal dipakai pada pompa - pompa jenis sentrifugal, roda gigi serta pompa ulir. Penggunaan mechanical seal dipakai pada pompa yang memiliki diameter shaft sebesar 20 - 140 mm.
- Penggunaaanya pada media air tawar (maksimal 90°C), air laut (maksimal 40°C), minyak lumas serta bahan bakar (maksimal 100°C) memiliki batasan tekanan dan temperatur kerja. Apabila operasional melebihi temperatur kerja yang ditentukan maka mechanical seal membutuhkan pendinginan untuk mencegah kerusakan pada bahan.
- Tekanaan kerja menyesuaikan dengan jenis bahan komponen yang bersinggungan. Bahan yang sering digunakan adalah ceramic vs carbon, tungsten carbide vs carbon, silicone carbide vs carbon.
- Pressure gauge. Merupakan alat ukur tekanan dengan skala yang dumulai dari angka 0 "nol" dan bertambah sampai dengan skala yang ditentukan. Alat ukur ini mutlak digunakan untuk mengukur tekanan positif (diatas tekanan atmosfir). Alat ukur jenis ini pada umumnya terpasang pada line tekan dalam suatu sistem. (Misal line tekan sistem pelumasan).
- Compound gauge. Merupakan alat ukur tekanan dengan skala negatif (dibawah nilai 0 "nol") dan skala positif (diatas nilai 0 "nol"). Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tekanan dan ke-vacum-an dalam sistem. Secara sederhana compound gaauge diterjemahkan sebagai kombinasi alat ukur pressure gauge dan vacuum gauge dalam satu alat. Pada umumnya alat ukur ini terpasang pada suction line dalam suatu sistem. Misal yang terpasang pada suction line pompa pendingin air tawar.
- Vacum gauge. Merupakan alat ukur tekanan negatif / vacum dengan skala yanag dimulai dari angka 0 "nol" dan terus berkurang dengan skala dibawah tekanan atmosfir. Sebagai contoh, alat ini pada umumnya terpasang dalam sistem fresh water generator untuk mengukur tingkat ke-vacum-an dalam sistem.
Baterai merupakan salah satu sumber energi listrik searah (DC) diatas kapal. Selaain diatas kapal, penggunaan baterai sering kita temui pada penggunaanya pada kendaraan bermotor dan/atau permesinan yang ada disekitar kita. Sebagai sumber energi listrik searah, baterai memiliki peran yang sangat penting dalam operasional kapal dan bagian permesinan. Beberapa diantaranya adalah,
- Sebagai sumber energi listrik yang digunakan untuk sistem starting yang umumnya digunakan pada mesin dengan putaran tinggi hingga mesin putaran menengah.
- Sebagai sumber energi dan menyimpaan energi listrik yang akan digunakan untuk keperluan peneranagan darurat (emergency light) pada saat kondisi black-out.
- Sumber energi arus searah yang menunjang pengoperasian peralatan navigasi, alat komunikasi/radio serta sistem instrumen dan kendali arus lemah pada perangkat yang terpasang di anajungan, engine room, engine control room maupun yang ada pada masing - masing machinery.
- Pastikan bahwa terminal dan klem terminal baterai tidak berkarat. Selain kondisi karat, pemasangan klem baterai juga perlu mendapat perhatian bahwa dalam posisi terpasang dengan kuat dan tidak kendor. Karat dan kendornya klem baterai dapat menggurangi daya hantar bahan untuk mengalirkan energi listrik. Hal terparah yang terjadi apabila klem baterai kendor adalah terjadinya percikan bunga api yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
- Periksa fluida baterai pada jumlah yang cukup berada diantara garis "UPPER LEVEL" dan "LOWER LEVEL". Lakukan penambahan fluida dengan menggunakan air destilasi (destilate water) saat level fluida berada pada level bawah. Level fluida baterai yang berlebih (diatas garis UPPER LEVEL) akan memicu tumbahan yang akan mengakibatkan karat (karena fluida mengaandung asam sulfat yang bersifat korosif). Demikian juga sebaliknya, apabila fluida berada dibawah garis LOWER LEVEL, maka akan memeungkinkan kerusakan elemen baterai karena elektroda tidak terendam dengan sempurna secara keseluruhan.
- Periksa kadar berat jenis air baterai dengan menggunakan hydrometer. Komdisi baterai dapat terpantau dari identifikasi warna pada pelampung yang digunakan pada hydrometer.
- Periksa tegangan baterai dengan menggunakan multi-meter/ AVO meter.
- Pastikan baterai tersimpaan pada ruangan dengan ventilasi yang cukup. Ruang baterai yang ada dikapal harus dipastikan sirkulasi udara dan penerangannya.
- Jarak trayek. Yaitu panjang perjalanan yaang harus ditempuh dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination). Jarak ini menjadi penentu karena kaitannya dengan pemakaian/konsumsi bahan bakar dan waktu tempuh yang relatif lama.
- Volume angkutan. Yaitu beban muatan yang akan menjadi faktor penentu terhadap kecepatan (traveling speed) dan efisiensi space ruang muat.
- Berat jenis. Yaitu berat spesifik untuk tiap - tiap jenis barang.
- Pemakaian ruang. Yaitu besarnya ruang yang dipakai untuk menempatkan baranag dalam ruang muat. Semakin besar dimensi barang, akan semaakin banyak memakai space ruangan yang akan mempengaruhi peningkatan ongkos jasa kirim. Demikian juga sebaliknya.
- Bongkar-muat. Yaitu metode yang digunakan untuk membongkar dan memuat barang keatas kapal. Dalam prakteknya, apabila aktifitas bongkar muat menggunakan sarana yangvterpasaang diatas kapal akan memeberikan konsekuensi ongkos yang lebih tinggi.
- Resiko pengangkutan. Yaitu resiko yang kemungkinan diterima saat proses pengiriman. Resiko yang dimaksudkan dapat berupa resiko barang/muatan itu sendiri (apabila termasuk barang berbahaya yang butuh penanganan khusus) maupun resiko pengantaran atas pengaruh cuaca, perompak dll.
- Muatan arah sebaliknya. Yaitu pertimbangan ada/tidaknya muatan sebaliknya. Apabila armada dalam kondisi penuh muatan menuju pelabuhan sebalaimknya, maka ongkos jasa kirim akan menjadi relatif rendah apabila dibanding dengan kapal yang kosong dalam perjalan menuju pelabuhan asal.
- Waktu bongkar-muat di pelabuhan menjadi relatif singkaat karena muatan tertata rapi dalam peti kemas.
- Penataan muatan dalam palka menjadi lebih rapi dan mampu mengangkut muatan dengan maksimal. (Kapasitas muatan dapat dimaksimalkan dalam palka (in-hold) maupun diatas deck (on-deck).
- Peralatan bongkar-muat menjadi lebih praktis dan bekerja dengan efektif untuk bekerja apabila dibanding dengan jumlah muatan yang sama pada kapal cargo.
- Penataan muatan yang rapi secara maksimal dalam palka mempengaruhi ukuran kapal. Artinya, desain dan ukuran kapal yaang dibangun dapat dimaaksimalkan secara keseluruhan.
- Prosedur kepabeanan terhadap muatan dapat diurus dengan cepat dan mudah karena dapat dengan mudah dikelompokkaan dalam satu peti kemas yang sama.
- Selain mengangkut muatan padat, desain peti kemas juga dimungkinkan dapat mengangkut muataan cair maupun gas dengan penanganaan khusus.
- Generasi pertama diklasifikasikan sebagai kapal convertered yaitu kapal non-peti kemas yang dimodifikasi menjadi pengangkut peti kemas. Generasi kapal ini merupakaan kapal yang dibangun pada tahun 1965-1970. Pada generasi pertama, kapal dibangun dengan panjang maksimal 135 m dengan maximum draft kurang dari 9 (sembilan) meter, yang mamapu mengangkut kontainer sebaanyak 500 - 600 TEU'S
- Generasi kedua diklasifikasikan sebagai kapal cellular yaitu kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut peti kemas dengan menyediakan cell - cell untuk menempatkan peti kemas dalam palka. Pada jenis kapal ini tanpa dilengkapi derek sebagai sarana bongkar-muat. Generasi kedua ini muncul pada tahun 19170 - 1980 dengan kapal - kapal panjang maksimal 215 m dan maximum draft 10 meter yang mamapu mengangkut peti kemas sebanyak 1.000 - 2.500 TEU's.
- Generasi ketiga diklasifikasikan sebagai kapal panamax yaitu kapal peti kemas jenis cellular yang dibangun untuk dapat melewati terusan panama. Generasi ketiga ini lahir pada tahun 1980 - 2000 yang membangun kapal dengan panjang 250 - 290 meter dan maximum draft 12 meter yang mampu mengangkut peti kemas sebanyak 3.000 - 4.000 TEU's.
- Generasi kempat diklasifikasikan sebagai post panamax yang merupakan kapal dengan dimensi besar dan tidak dimungkinkan untuk melewati terusan panama. Kapal generasi keempat ini lahir pada tahun 2000an dengan panjang maksimal 300 meter dan maximum draft 13 meter untuk mengangkut peti kemas sebanyak 4.000 - 5.000 TEU's.
- Generasi kelima diklasifikasikan sebagai post panamax plus yang merupakan pengembangan dari kapal generasi keempat. Generasi kelima ini muncul setelah tahun 2005an. Post panamax plus ini merupakan kapal dengan dimensi panjang 350 meter keatas dengan maximum draft 14 meter yang mampu mengangkut peti kemas sebanyak 5.000 - 8.000 TEU's.