Just another free Blogger theme

Indikator “440V LOW INS” merupakan indikator penting untuk menjaga keandalan dan keselamatan sistem kelistrikan kapal.

Indikator Mega-Ohm Meter / Low Insulation. (Gambar: Dokumentasi Penulis)


Gambar di atas menunjukkan Mega-ohm meter (insulation resistance meter) yang terpasang permanen pada panel listrik 440 volt. Alat ini berfungsi untuk memantau tingkat tahanan isolasi antara konduktor listrik (phasa) terhadap tanah (ground).

Prinsip kerja mega-ohm meter ini adalah dengan mengalirkan tegangan DC ke dalam sistem listrik untuk mengukur resistansi antara konduktor dan ground. Semakin tinggi nilai MΩ, semakin baik kondisi isolasi kabel dan peralatan listrik. Demikian sebaliknya,  semakin rendah nilai MΩ, semakin besar kemungkinan adanya kebocoran arus (leakage current) atau kerusakan isolasi.

Pada umumnya, batas aman minimum untuk sistem 440V adalah:

> 1 MΩ = Aman

0.5 – 1 MΩ = Waspada

< 0.5 MΩ = Tidak aman / indikasi isolasi rusak



Apabila nilai tahanan isolasi menurun (jarum mendekati “0”), maka dapat timbul beberapa masalah serius, antara lain:
  1. Korsleting (short circuit). Arus bocor dapat menyebabkan hubungan singkat antara kabel fasa dengan tanah atau antar fasa.
  2. Kebakaran atau overheating. Isolasi yang rusak menimbulkan panas berlebih pada kabel, berpotensi menimbulkan percikan dan api.
  3. Kerusakan peralatan listrik. Motor, generator, dan panel distribusi dapat mengalami kerusakan akibat tegangan bocor.
  4. Bahaya keselamatan personel. Arus bocor ke bodi peralatan logam dapat menyebabkan sengatan listrik (electric shock).

Dalam prakteknya dilapangan, penyebab nilai tahanan isolasi yang rendah adalah sebagai berikut,
  1. Kelembaban tinggi di kamar mesin atau ruang panel.
  2. Kontaminasi air laut atau minyak pada terminal kabel.
  3. Penuaan kabel (umur isolasi sudah lama).
  4. Getaran dan panas berlebih yang menyebabkan retakan pada isolasi.
  5. Kotoran atau debu konduktif di dalam panel.

Langkah pemeriksaan,
  1. Matikan sumber listrik sebelum melakukan pengujian lanjutan.
  2. Gunakan megger portabel untuk mengukur ulang resistansi tiap jalur (phasa ke ground).
  3. Identifikasi lokasi kebocoran dengan cara memutus sirkuit satu per satu.

Langkah perbaikan,
  1. Keringkan panel dan kabel dengan blower atau pemanas bila lembab.
  2. Bersihkan terminal dari debu, minyak, atau air.
  3. Ganti kabel atau motor yang terdeteksi memiliki isolasi rusak.
  4. Perbaiki sistem ventilasi di ruang panel untuk mengurangi kelembaban.

Langkah pencegahan,
  1. Lakukan pemeriksaan periodik nilai isolasi (harian atau mingguan).
  2. Pasang alarm otomatis untuk mendeteksi penurunan resistansi.
  3. Simpan catatan hasil pengukuran sebagai trend monitoring.
  4. Jaga kebersihan dan kekeringan ruang panel listrik.

Purifier tersusun dari dua bowl utama yang terpasang pada sisi atas dan bawah. Bowl sisi atas yaitu bowl hood (perhatikan gambar susunan komponen bowl) yang terpasang statis atau diam terikat oleh lock ring.

Bowl sisi bawah merupakan komponen yang bergerak membuka saat proses sludge discharge  / blow dan menutup saat operasional purifier. Fungsinya yang selalu bergerak naik-turun untuk membuka-menutup saluran sludge discharge, kemudian diidentifikasi dengan sebutan sliding bowl.

Untuk dapat menggerakkan sliding bowl naik dan turun, diperlukan energi yang dapat masuk dalam sisitem mekanis bowl pada saat purifier beroperasi. Media yang digunakan sebagai penggerak sliding bowl adalah air. Air dialirkan melalui operating water chamber, yang kemudian masuk dalam sistem purifier dan dapat dinamfaatkan sesuai dengan fungsinya (sesuai dengan operasional valve) untuk membuka dan menutup bowl.

Operating water adalah operasional air yang digunakan dalam kepentingan operasional purifier untuk opening bowl, closing bowl dan sealing water.

Opening water
  • Air bertekanan tinggi (high pressure water), yang terhubung langsung dari fresh water supply sistem (dari sistem hydrophore).
  • Terpasang pada operating water chamber (posisinya dibawah bowl).
  • Digunakan untuk operasional membuka bowl (opening bowl). Umumnya saat proses sludge discharge - blow.



Closing water

  • Air bertekanan rendah (low pressure water), yang terhubing dari operating water tank atau dari sisitem air tawar yang telah direduksi tekanannya menggunakan pressure regulator valve.
  • Terpasang pada operating water chamber (posisinya dibawah bowl).
  • Digunakan untuk operasional meutup bowl (closing bowl). Umumnya saat purifier beroperasi




Sealing water

  • Air bertekanan tinggi yang terhubung dari fresh water supply sistem (dari sistem hydrophore).
  • Terpasang pada sisi atas purifier (melalui upper connecting hose). Umumnya menggunakan corong atau saluran pipa (menyesuaikan jenis purifier).
  • Digunakan sebagai sealing water supaya dapat membentuk interface saat operasional purifier.
  • Interface adalah pertemuan antara lapisan minyak dengan lapisan air dalam bowl purifier. Idealnya, interface ada pada posisi ujung disc stack dengan sisi terluar top disc.
  • Interface dapat diatur dengan menyesuaikan ukuran diameter dalam gravity disc. Pemilihan grafity disc menggunakan panduan grafik nomogram.
    • Interface terlalu sedikit / keluar (gambar A) akan mengindikasikan broken water seal yang akan mengakibatkan minyak terbuang melalui saluran water outlet (terbuang dalam sludge tank).
    • Interface terlalu banyak / besar (gambar B mengindikasikan bad separation yang akan mengakibatkan kotoran dan air masuk dalam oil outlet. (hasil purifikasi tidak bersih).





Berikut ini adalah beberapa contoh ketidaknormalan operasional purifier

Over-vibration (getaran berlebih)

  1. Bowl unbalance (kotor, salah pemasangan,bearing rusak, bowl disc stack tidak sesuai.
  2. Sludge deposit menempel tidak merata pada permukaan sludge space.
  3. Penyesuaian ketinggian oil paring disc tidak sesuai.
  4. Penyesuaian ketinggian bowl spindle tidak sesuai.
  5. Batang spindle bengkok (lebih dari 0.04mm).
  6. Bearing overheat, aus dan/atau rusak.
  7. Vibration damper rusak.
  8. Bearing top, bearing spring rusak.


Bau tidak normal saat operasional

  1. Kondisi normal saat awal start (friction block slipping).
  2. Brake dalam kondisi aktif.
  3. Bearing mengalami overheat.
  4. Oil level dalam gear case terlalu rendah (kurang).


Suara tidak normal saat operasional

  1. Oil level dalam gear case terlalu rendah (kurang).
  2. Penyesuaian ketinggian oil paring disc tidak sesuai.
  3. Penyesuaian ketinggian bowl spindle tidak sesuai.
  4. Worm wheel dengan worm dalam kondisi aus.
  5. Bearing overheat, aus dan/atau rusak.
  6. Pemasangan dan jalannya coupling pulley & elastic plate tidak sesuai.


Putaran terlalu rendah

  1. Brake difungsikan (aktif).
  2. Coupling friction pads kondisi berminyak atau aus.
  3. Kerusakan motor penggerak.
  4. Bowl tidak menutup atau terjadi oil leakage.
  5. Bearing overheat, aus dan/atau rusak.
  6. Power supply kelistrikan tidak sesuai (tegangan dan/atau frekuensi listrik).


Power starting terlalu tinggi (arus motor penggerak tinggi)

  1. Penggunaan supply kelistrikan yang tidak sesuai (frekuensi 50Hz terpasang pada 60Hz).
  2. Friction block tidak sesuai.
  3. Brake pad kondisi aktif.
  4. Penyesuaian ketinggian bowl spindle tidak sesuai.
  5. Worm wheel dengan worm kondisi aus.
  6. Kerusakan motor penggerak
  7. Bearing shaft dalam kondisi rusak
  8. Kesalahan arah putaran motor penggerak


"Lolos" minyak keluar dari bowl cassing drain dan/atau saluran sludge

  1. Kondisi normal dalam proses discharge sludge.
  2. Debit air untuk operating water berkurang (filter kotor, saluran tersumbat dll).
  3. Seal ring untuk operating devices kondisi rusak.
  4. Penyesuaian ketinggian bowl spindle tidak sesuai.
  5. Water valve plugs dalam kondisi rusak.
  6. Paring chamber cover (small lock ring ) rusak.
  7. Sludge deposits menumpuk pada operating slide.
  8. Putaran bowl terlalu rendah (brake aktif, putaran berat dll).


Bowl terbuka saat operasional

  1. Debit air untuk operating water berkurang (filter kotor, saluran tersumbat dll)
  2. Tidak cukup air yang berfungsi sebagai operating water system.
  3. Sambungan pipa air pada water chamber tidak terpasang dengan baik.
  4. Nozzle untuk operating slide dalam kondisi tersumbat.
  5. Endapan sludge menumpuk dan menghalangi operating slide.
  6. Valve plug untuk operating water kondisi cacat.
  7. Supply air untuk operating water dalam kondisi bocor.
  8. Square-sectioned ring pada slidding bowl bottom cacat.


Bowl gagal membuka dalam proses sludge discharge

  1. Debit air untuk operating water berkurang (filter kotor, saluran tersumbat dll).
  2. Tekanan dan/atau aliran air untuk operating water rendah.
  3. Sealing ring untuk operating device dalam kondisi cacat.
  4. Sealing ring untuk operating slide dalam kondisi cacat.


Proses sludge discharge tidak maksimal

  1. Debit air untuk operating water berkurang (filter kotor, saluran tersumbat dll).
  2. Tekanan dan/atau aliran air untuk operating water rendah.
  3. Valve plug pada operating slide terlalu tinggi.
  4. Sludge deposit mengendap dan menghalangi penggerak operating system.


Hasil purifikasi kurang maksimal (kurang bersih)

  1. Pemilihan gravity disc kurang sesuai (terlalu kecil).
  2. Temperatur kerja tidak sesuai.
  3. Pengaturan debit output terlalu besar.
  4. Susunan disc dalam kondisi kotor.
  5. Sludge space dalam bowl penuh sehingga tidak dapat terbuang.
  6. Putaran bowl terlalu rendah.


Saluran air terkontaminasi dengan minyak

  1. Pemilihan gravity disc kurang sesuai (terlalu besar).
  2. Seal ring pada paring disc cacat.
  3. Susunan disc dalam kondisi kotor.
  4. Seal ring pada gravity disc dan/atau small lock ring cacat.

Minyak terbuang melalui saluran air

  1. Pemilihan gravity disc kurang sesuai.
  2. Temperatur kerja kurang sesuai.
  3. Pengaturan debit output terlalu besar.
  4. Valve outlet untuk minyak bersih dalam kondisi tertutup.
  5. Volume sealing water kurang sesuai (terlalu sedikit).
  6. Putaran bowl terlalu rendah.
  7. Susunan bowl tidak sesuai atau disc dalam kondisi kotor.
  8. Masalah pada seal ring (cacat, macet dll).


Dalam operasional fresh water generator tidak jarang akan ditemui beberapa ketidaknormalan kondisi. Berikut ini adalah beberapa contoh kerusakan dan tindakan penanganannya.

Perawatan fresh water generator. (Gambar: Dokumentasi penulis)


Tidak ada produksi air tawar

  • Power supply terputus. Periksa switchfuse, dan circuit breaker.
  • Pompa air laut rusak. Periksa pompa, pastikan berfungsi dengan baik. Check impeller atau ganti jika rusak.
  • Evaporator kotor. Bersihkan evaporator dari kotoran atau endapan.
  • Motor pompa tidak berfungsi. Cek dan perbaiki motor penggerak jika ada masalah.
  • Kondensor tersumbat. Bersihkan kondensor dari kerak atau kotoran.

Kapasitas produksi rendah

  • Aliran air laut rendah. Pastikan pompa air laut berfungsi normal. Periksa saluran air laut.
  • Tekanan vacum kurang. Periksa dan sesuaikan tekanan vacum.
  • Temperatur jacket cooling kurang panas. Adjsut by-pass valve untuk menyesuaikan temperatur.

Tekanan vakum tidak tercapai

  • Kebocoran pada sistem vakum. Cek seluruh sistem vakum dan pastikan tidak ada kebocoran.
  • Pompa ejektor rusak. Periksa pompa ejektor, pastikan berfungsi dengan baik. Ganti jika rusak.


Busa dalam evaporator

  • Kadar garam terlalu tinggi. Turunkan kadar garam di dalam air laut dengan sistem pre-treatment.
  • Proses evaporasi terlalu cepat. Sesuaikan kecepatan proses evaporasi dengan parameter yang tepat.
  • Kondisi air laut terlalu kotor. Periksa kualitas air laut dan gunakan filter atau sistem pembersih jika diperlukan.


Alarm level tinggi (brine tidak keluar)

  • Saluran pembuangan brine tersumbat. Periksa dan bersihkan saluran pembuangan brine dari sumbatan.
  • Pompa brine tidak berfungsi. Pastikan pompa brine berfungsi dengan baik, ganti jika rusak.
  • Level air tawar terlalu tinggi, menyebabkan sistem tidak bisa membuang brine. Atur level air tawar agar tidak terlalu penuh, cek sensor level.


Air tawar berbau atau keruh

  • Filter air laut kotor. Cleaning / ganti filter air laut.
  • Air laut tercemar. Pastikan air laut bersih. (Gunakan sistem pre-treatment).
  • Filter evaporator kotor. Cleaning / ganti filter evaporator.


Pompa bising atau getaran berlebih

  • Pompa atau motor penggerak tidak seimbang (un-balance)Pastikan pompa dan motor penggerak kondisi balance.
  • Komponen internal aus (bearing, impeller)Ganti komponen yang aus (bearing, impeller).
  • Komponen pompa tidak terpasang dengan benar. Pastikan komponen pompa terpasang dengan benar.
  • Pondasi & shaft couple pompa tidak terikat dengan kuat. Cek ikatan pondasi & shaft couple pompa. Pastikan telah terikat dengan kuat.

Sistem bocor

  • Pipa atau sambungan bocor. Periksa seluruh pipa dan sambungan.
  • Seal atau packing rusak. Cek dan ganti seal atau packing yang rusak.

  • Salinitas atau kadar garam tinggi

    • Proses evaporasi tidak optimal. Cek sirkulasi air laut dan pastikan proses evaporasi berfungsi dengan baik.
    • Kebocoran kondensor atau evaporator. Cek & pastikan kondensor dan evaporator tidak bocor.
    • Masalah pada pemisahan garam (brine)Periksa sistem brine.
    • Salinometer rusak. Periksa kondisi salinometer.

    NEW Release dan tersedia di beberapa market place berikut ini,

    SHOPEE

    TIK TOK

    LAZADA

    TOKOPEDIA

    GUEPEDIA



    Buku ini membahas sisi teknis secara praktis tentang operasional dan perawatan mesin diesel kapal. Susunan yang runtut dan aplikatif sesuai dengan kebutuhan diatas kapal. Dimulai dari sistem dasar penunjang engine running, pemantauan saat mesin beroperasi dan pemantauan engine performance.

    Aplikasi advance technology untuk memahami tentang penanganan emisi gas buang menggunakan perangkat scrubber dan SCR (Selective Catalytic Reduction).  Dilengkapi pula dengan teori dual fuel engine untuk mesin diesel kapal.

    Terakhir, contoh penjabaran trouble shooting disampaikan dalam bentuk grafik sehingga menjadi sangat mudah untuk dipahami dalam menemukan dan memperbaiki kerusakan mesin. Ringkas berkelas, buku ini disusun untuk dapat mendukung praktek keselamatan dan efisiensi dalam pengoperasian kapal pada umumnya. 

    NEW Release dan tersedia di beberapa market place berikut ini,





    Buku "Prinsip dan Aplikasi Kelistrikan Kapal" hadir sebagai panduan komprehensif untuk memahami prinsip dasar serta aplikasi sistem kelistrikan diatas kapal. Buku ini dirancang untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang sistem kelistrikan kapal, mulai dari teori dasar kelistrikan hingga penerapan praktis diatas kapal. Selain itu contoh troubleshooting kelistrikan juga ditambahkan sebagai panduan untuk memudahkan analisa kerusakan.

    Dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk memahami berbagai komponen penting dalam sistem kelistrikan kapal, seperti generator, distribusi daya, serta komponen kelistrikan lainnya. Buku ini sangat cocok bagi taruna / perwira siswa sekolah pelayaran, praktisi perkapalan, maupun siapa saja yang tertarik dengan penerapan teknologi kelistrikan dalam industri maritim. Dengan membaca buku ini, pembaca tidak hanya mendapatkan pengetahuan teori, tetapi juga wawasan praktis yang sangat berguna dalam menghadapi tantangan teknis kelistrikan kapal.

    Keselamatan di atas kapal merupakan prioritas utama dalam operasional pelayaran. Salah satu dokumen penting yang wajib ada di kapal adalah fire control plan. Dokumen ini biasanya disimpan dalam wadah tabung silinder berwarna merah yang terpasang di area strategis. Wadah ini dirancang agar tahan cuaca, mudah dikenali, dan cepat diakses saat terjadi keadaan darurat.

    Fire control plan diatas kapal. (Gambar: Dokumentasi penulis).


    Fire control plan adalah rencana pengendalian kebakaran di kapal dalam bentuk gambar (peta/diagram) yang memberikan informasi lengkap mengenai:

    • Tata letak ruangan kapal.
    • Lokasi peralatan pemadam kebakaran (APAR, hydrant, sprinkler, fire hose).
    • Rute evakuasi dan titik kumpul (muster station).
    • Lokasi pintu kedap api, sekat kedap api, dan fire door.
    • Lokasi alarm kebakaran dan sistem deteksi.
    • Alur akses untuk tim pemadam kebakaran kapal.


    Fungsi fire control plan di kapal

    1. Panduan bagi crew. Memberikan informasi cepat kepada awak kapal tentang lokasi alat pemadam dan jalur evakuasi saat terjadi kebakaran.
    2. Memudahkan tim darat atau pihak eksternal. Jika kapal berlabuh dan kebakaran terjadi, tim pemadam kebakaran darat dapat segera memahami layout kapal melalui fire control plan.
    3. Kepatuhan terhadap regulasi internasional. Fire control plan diwajibkan oleh konvensi internasional, salah satunya SOLAS (Safety of Life at Sea Convention).
    4. Meningkatkan efisiensi pemadaman. Dengan rencana yang jelas, waktu respon saat darurat dapat ditekan sehingga kebakaran tidak meluas.


    Beberapa ketentuan tentang fire control plan adalah sebagi berikut,

    • Ditempatkan di wadah tabung merah tahan air di luar akomodasi atau di area mudah terlihat. Wadah tabung merah tempat penyimpanan fire control plan bukan hanya sekedar perlengkapan, melainkan simbol kesiapsiagaan kapal terhadap bahaya kebakaran.
    • Ada salinan di bridge (anjungan kapal) dan di kamar mesin.
    • Diberi tanda jelas "FIRE CONTROL PLAN" dengan huruf besar berwarna putih.
    • Setiap kali ada modifikasi ruang atau instalasi baru di kapal, fire control plan wajib diperbarui.
    • Harus selalu dalam kondisi terbaca, jelas, dan lengkap.
    • Awak kapal baru harus diberikan familiarisasi dengan isi fire control plan.


    Di dalam fire control plan yang diwajibkan oleh SOLAS, isinya hanya berupa layout kapal, lokasi peralatan pemadam, sistem proteksi, dan jalur evakuasi. Crew list (daftar awak kapal) tidak dimasukkan ke dalam fire control plan, karena:

    1. Fire control plan sifatnya statis, menggambarkan tata letak kapal dan posisi alat keselamatan yang tidak berubah. 
    2. Crew list sifatnya dinamis, jumlah dan nama awak kapal bisa berubah setiap kali ada pergantian crew, sehingga tidak praktis bila disatukan. 
    3. Regulasi berbeda. Crew list termasuk dokumen kapal (ship’s document) yang biasanya berada di crew office, bridge, atau diserahkan ke otoritas pelabuhan.


    Lambung kapal merupakan bagian vital dari struktur kapal yang selalu bersentuhan langsung dengan lingkungan laut. Gambar dibawah ini adalah lambung kapal dengan cat berwarna biru di atas garis air dan merah pada bagian bawah. Secara umum, cat lambung berfungsi bukan hanya untuk memperindah penampilan kapal, tetapi juga memiliki peranan teknis yang sangat penting.


    Lambung kapal dengan dua warna yang berbeda. (Gambar: Dokumentasi penulis).


    Fungsi cat pada lambung kapal: 

    1. Perlindungan korosi. Air laut mengandung kadar garam yang tinggi, sehingga sangat korosif terhadap baja. Lapisan cat berfungsi sebagai pelindung agar lambung tidak cepat berkarat.
    2. Mengurangi pertumbuhan biota laut. Cat khusus anti-fouling pada bagian bawah garis air mencegah menempelnya teritip, lumut laut, dan organisme lain yang bisa menghambat laju kapal.
    3. Identifikasi dan keselamatan. Warna cat juga membantu identifikasi garis air, garis muat (plimsol mark) dan mempermudah inspeksi.


    Untuk lambung kapal, cat yang digunakan tidak sembarangan, melainkan cat khusus kelautan (marine coatings) yang diformulasikan agar mampu menahan korosi, gesekan air, serta pertumbuhan organisme laut. Secara umum, ada beberapa jenis cat yang digunakan pada lambung kapal:

    1. Primer (coating dasar). Cat dasar ini berfungsi untuk melindungi baja dari kontak langsung dengan air laut, meningkatkan daya rekat cat lapisan berikutnya.n
    2. Itermediate coat (lapisan antara), berfungsi untuk menambah ketebalan lapisan pelindung dan memperkuat sistem cat.
    3. Top coat / finishing, berfungsi untuk memberikan perlindungan tambahan sekaligus memperindah tampilan lambung kapal.
    4. Anti-fouling paint (bawah garis air), berfungsi untuk mencegah pertumbuhan organisme laut seperti lumut, teritip, dan kerang di lambung kapal. 
    5. Anti-korosi coating, diaplikasikan di area lambung yang rawan karat. Ini

    Secara sederhana, aplikasi cat untuk lambung kapal adalah,

    • Atas garis air (freeboard): Cat primer + intermediate coat + top coat (biasanya epoxy + polyurethane).
    • Bawah garis air (underwater hull): Cat primer + anti-corrosive epoxy + anti-fouling paint.

    Jika lapisan cat dibiarkan rusak, baja kapal akan cepat berkarat. Korosi yang berlanjut bisa mengurangi ketebalan plat lambung dan membahayakan kekuatan struktur kapal. Selain itu, pertumbuhan biota laut pada lambung juga meningkatkan hambatan gerak kapal (frictional resistance), yang menyebabkan konsumsi bahan bakar lebih banyak.
    Dock kolam (graving dock) merupakan fasilitas perawatan dan perbaikan kapal yang sangat penting di industri maritim. Salah satu komponen utama dalam dock kolam adalah bantalan (keel blocks dan side blocks) yang berfungsi sebagai penyangga kapal ketika air di dalam dock dikeringkan. Tanpa bantalan, kapal tidak akan dapat berdiri dengan stabil dan aman selama proses perawatan.

    Penataaan keel block pada dock kolam. (Gambar: Dokumentasi penulis).



    Fungsi bantalan dock,
    1. Menopang berat kapal. Bantalan menerima beban utama kapal ketika dock dalam keadaan kering. 
    2. Menjaga keseimbangan kapal.Selain menopang lunas, bantalan samping (side blocks) ditempatkan di sisi kiri dan kanan kapal untuk menjaga stabilitas agar kapal tidak miring.
    3. Memastikan keselamatan pekerjaan.Kapal yang berdiri kokoh di atas bantalan memungkinkan teknisi melakukan pekerjaan perawatan bawah air kapal dengan aman.
    4. Mencegah deformasi lambung. Posisi bantalan yang tepat menghindarkan kapal dari tekanan yang tidak merata yang dapat menyebabkan kerusakan struktur lambung.

    Jenis bantalan dock.
    1. Keel blocks (bantalan lunas). Terletak di sepanjang tengah dock sesuai dengan garis lunas kapal. Dibuat dari beton bertulang atau baja dengan lapisan kayu keras pada bagian atas untuk mencegah gesekan langsung dengan lambung kapal.
    2. Side blocks (bantalan samping). Dipasang di kedua sisi dock untuk menahan kapal agar tidak terjatuh ke samping. Disesuaikan ketinggiannya mengikuti bentuk lambung kapal.

    Proses penempatan bantalan
    1. Perencanaan penataan. Sebelum kapal masuk dock, gambar docking plan disiapkan berdasarkan ukuran dan bentuk lambung kapal.
    2. Penyusunan bantalan. Keel blocks dipasang sepanjang garis tengah dock. Side blocks ditempatkan di sisi kiri dan kanan dengan jarak yang sesuai.
    3. Masuknya kapal ke dock. Kapal diarahkan perlahan ke dalam dock menggunakan tugboat atau winch hingga tepat di atas bantalan.
    4. Pengeringan dock. Setelah kapal berada pada posisi yang sesuai, air di dalam dock dipompa keluar hingga kapal bertumpu penuh di atas bantalan.
    5. Pemeriksaan stabilitas. Surveyor dan pekerja dock memastikan posisi kapal stabil sebelum pekerjaan perawatan dimulai.
    Pompa GS adalah singkatan dari general service pump, sebuah pompa yang dirancang untuk melayani berbagai kebutuhan umum di kapal. Pompa ini biasanya berjenis centrifugal pump, digerakkan oleh motor listrik tiga fasa (440 V, 60 Hz) atau dalam beberapa kasus menggunakan penggerak mesin diesel. Pompa GS merupakan pompa serba guna, fungsinya sangat penting dalam menjaga keselamatan, kelancaran operasi, serta kesiapan kapal menghadapi keadaan darurat.

    Pompa GS di kapal. (Gambar: Dokumentasi penulis)


    Karakteristik utama pompa GS adalah:
    • Multi-fungsi. Dapat dipakai untuk beberapa sistem dengan pengaturan valve (ballast, cooling, fire, bilge , deck water etc)
    • Siap darurat. Dapat digunakan sebagai cadangan jika pompa khusus (misalnya fire pump, cooling pump atau bilge pump) tidak berfungsi.
    • Konstruksi sederhana, mudah dalam perawatan dan pengoperasian.


    Fungsi pompa GS sangat beragam, antara lain:
    1. Pompa pendingin air laut (cooling sea water pump). Menyediakan media pendingin air laut apabila main cooling sea water pump untuk ME maupun AE tidak dapat berfungsi dengan baik.
    2. Pompa ballast. Mengisi dan meng-kosong-kan tangki ballast apabila main ballast pump tidak dapat difungsikan.
    3. Pompa sanitasi domestik (deck water). Dimungkinkan untuk dapat memompa air tawar dan air laut unt kepentingan deck seperti sanitasi toilet, pencucian deck dan kebutuhan umum lainnya.
    4. Pompa pemadam kebakaran (fire pump). Untuk memastikan sistem dapat tersambung dengan main & emergency fire pump.
    5. Pompa got (bilge pump). Untuk support sistem apabila sistem got tidak dapat berfungsi dengan cepat.
    Dibawah ini adalah contoh kerusakan side plug pada fuel injection pump.
    Kerusakan permukaan side plug FIP. (Gambar: Dokumentasi penulis).

    Penyebab kerusakan side plug fuel injection pump diantaranya adalah,
    1. Erosi akibat tekanan bahan bakar. Bahan bakar dikabutkan dengan tekanan kerja 250-350kg/cm² (menyesuaikan jenis mesin). Apabila ada kebocoran celah kecil, maka akan berpotensi sebagai water jet yang dapat mengikis permukaan logam.
    2. Kavitasi mikro (micro-cavitation). Gerakan memompa dalam FIP mengakibatkan tekanan naik-turun yang akan memicu timbulnya gelembung kavitasi mikro. Saat gelembung pecah, energinya menghantam permukaan logam sehingga timbul pitting di permukaan logam.
    3. Korosi kimia (chemical attack). Kandungan sulphur, air atau kontaminasi zat kimia lain yang terkandung dalam bahan bakar, memungkinkan terjadinya korosi kimia.
    4. Kualitas material kurang baik. Apabila material side plug tidak memiliki surface hardening yang cukup (misalnya nitriding atau carburizing), maka lebih mudah tergerus.
    5. Bahan bakar kotor. Apabila bahan bakar mengandung partikel keras (karat, pasir halus, debu dari tangki), maka partikel ini ikut terpompa yang memungkinkan akan dapat menggerus permukaan plug.


    Pencegahan dapat dilakukan dengan,

    1. Filter bahan bakar harus dipastikan selalu dalam kondisi bersih.
    2. Menggunakan bahan bakar yang sesuai spesifikasi (kandungan kimiawi bahan bakar).
    3. Lakukan pemeriksaan permukaan dekivery valve dan seat untuk memastikan tidak ada celah yang dapat memicu terjadinya jetting.
    4. Gunakan spare-parts sesuai rekomendasi engine maker dengan kualitas bahan yang telah disesuaikan.

    Anjungan merupakan pusat kendali kapal. Pengendalian arah dan kecerapatan kapal dilakukan sepenuhnya di anjungan. Umumnya anjungan diposisikan pada titik taling tinggi deck kapal. Hal ini memiliki alasan teknis supaya pandangan bebas diarah alur kapal.

    Terkait dengan posisi anjungan kapal, selain posisinya berada pada deck paling tinggi, juga berada pada sisi depan atau sisi belakang kapal.

    Tidak semua kapal posisi tempat mengemudinya (anjungan/bridge) ada di belakang. Kapal penumpang & kapal niaga moder umumnya memiliki anjungan yang posisinya di depan (forecastle/deck depan) supaya pandangan ke haluan dan area sandar jelas.

    Kapal cargo dengan anjungan disisi belakang kapal. (Foto: Dokumentasi penulis).



    Pada jenis kapal lain, kapal tanker, bulk carrier, kapal kargo ukuran besar umumnya memiliki anjungan yang posisinya di sisi belakang (aft) kapal.

    Beberapa alasan anjungan kapal ditempatkan di belakang (aft):

    1. Konstruksi & kekuatan lambung.

    Tangki muatan atau ruang kargo utama bisa dibiarkan luas di bagian tengah dan depan tanpa terpotong bangunan anjungan. Kondisi ini membuat distribusi beban lebih seimbang dan memudahkan perhitungan stabilitas.


    2. Kedekatan dengan ruang mesin.

    Kamar mesin (engine room) terletak di sisi belakang kapal yang terhubung secara langsung dengan propeller shaft. Dengan posisi anjungan di belakang maka, instalasi elevator, ventilasi, pipa, dan jalur akses awak lebih pendek & efisien.


    3. Keselamatan.

    Pada kapal tanker, jika terjadi kebakaran/ledakan di tangki muatan, anjungan di belakang lebih aman dibanding kalau berada tepat di atas muatan.


    4. Pandangan navigasi.

    Walaupun berada di sisi belakang, posisi anjungan dibuat cukup tinggi (superstructure) sehingga pandangan ke depan tetap luas.


    5. Efisiensi ruang kargo.

    Jika anjungan di depan atau di tengah, maka ruang kargo terpotong dan kapasitas berkurang. Dengan memindah anjungan ke posisi belakang maka bagian tengah hingga depan bisa full untuk muatan.
    Menurut pasal 17 – 19 UNCLOS 1982, hak lintas damai (innocent passage) adalah hak bagi kapal asing (baik kapal dagang maupun kapal perang) untuk melintas melalui laut teritorial suatu negara dengan syarat:
    • Cepat dan terus menerus (tidak berlama - lama).
    • Tidak mengganggu kedamaian, ketertiban dan keamanan negara pantai.
    Siluet kapal yang tengah melintas di laut lepas. (Foto: Dokumentasi penulis)



    Ciri - ciri lintas damai,

    1. Harus dilakukan tanpa hambatan.

    • Tidak boleh berhenti atau berlabuh, kecuali dalam keadaan darurat.
    • Harus melalui laut teritorial dari satu bagian laut lepas ke bagian lain, atau dari laut lepas ke pelabuhan.

    2. Dilarang melakukan kegiatan tertentu.
    Kapal asing dianggap tidak damai bila melakukan kegiatan berikut di laut teritorial:
    • Ancaman atau penggunaan kekerasan.
    • Latihan militer atau uji senjata.
    • Mengumpulkan intelijen (spionase).
    • Menyebarkan propaganda.
    • Meluncurkan atau mendaratkan pesawat/kapal militer.
    • Menangkap ikan.
    • Melakukan riset atau survei.
    • Mencemari lingkungan laut.

    3. Berlaku untuk semua kapal.
    • Kapal dagang.
    • Kapal penumpang.
    • Kapal perang (namun tetap tunduk pada syarat khusus, seperti pemberitahuan pada beberapa negara), tetapi tidak boleh latihan militer atau memata-matai.