- Memberikan lapisan minyak (oil film) pada permukaan dan celah komponen yang bergerak, bersinggungan serta bergesekan sehingga dapat meminimalkan terjadinya ke-aus-an permukaan karena gesekan (friction).
- Menyerap panas / mendinginkan (cooling) komponen mesin karena radiasi panas pembakaran dari combustion chamber.
1. Kegagalan pelumasan.
Kegagalan pelumasan berarti tidak terbentuk lapisan minyak (oil film) pada permukaan dan celah komponen yang bergerak. Kegagalan jenis ini dimungkinkana oleh beberapa sebab dianataranya berkurangnya level minyak lumas, kontaminasi minyak lumas dengan partikel lain, atau turunnya tekanan minyak lumas karena beberapa faktor seperti filter yang kotor.
Kegagalan pelumasan ini akan berakibat kerusakan mesin yang bersifat fatal. Engine jam dimungkinkan akan terjadi dengan kerusakan pada komponen bergerak mesin seperti crankshaft, connecting rod, piston serta main & crank pin bearing.
Implementasinya pada mesin penggerak utama, apabila indikasi kegagalan pelumasan terjadi (misal: diketahui dari turunnya tekanan kerja minyak lumas) maka tindakan darurat yang diambil adalah dengan segera menurunkan putaran mesin dan laporkan kepada Nakhoda/Mualim jaga di Anjungan untuk stop engine. Selain tindakan tersebut, mengaktifkaan/menekan tombol manual stop menjadi langkah darurat paling cepat yang dapat dilakukan.
Mengaktifkan tombol manual stop dapat menjadi solusi cepat "menselamatkan" mesin, namun akan menjadi sangat berbahaya apabila kondisinya kapal dalam pelayaran tengah melintasi alur keluar-masuk pelabuhan, melintai terusan dan kanal atau dalam kondisi cuaca buruk. Atas alasan tersebutlah diperlukan komunikasi dengan Nakhoda/mualim jaga di anjungan untuk "menselamatkan" mesin dan "mengamankan" kapal.
Keterlambatan pengambilan keputusan dana tindakan akan berakibat kerusakan pada mesin.
2. Kegagalan sistem pendingin minyak lumas.
Kegagalan sistem pendingin minyak lumas pada mesin diesel dua langkah dengan kepala silang sangat dimungkinkan terjadi. Kegagalan supply cooling oil pada satu atau lebih komponen piston crown akan mengakibatkaan terjadinya panas berlebih pada piston (karena tidak ada aktifitas penyerapan panas/pendinginan) serta akan mengakibatkan terjadinya sumbatan karena residue heavy oil pada cooling chamber. Sumbatan pada cooling chamber akan mengurangi efisiensi pendinginan dan meningkatkan temperatur material komponen mesin.
Tindakan darurat (emergency) yang perlu dilakukan apabila ada indikasi kegagalan sistem pendingin minyak lumas adalah dengan menurunkan putaran dan beban mesin. Selanajutnya setelah didapatkan waktu yang tepat, lakukan overhaul dengan mengangkat komponen piston rod-piston crown kemudian membersihkan cooling chamber yang bermasalah.
Pelaksanaan pengetesan piston cooling oil system menjadi saangat diperlukan setiap kali dilakukan pekerjaan oberhaul. Setelah pekerjaan overhaul dan piston rod-piston crown kembali dipasang, maka perlu dilakukan pengetesan ulang terhadap piston cooling oil system. Pengrtesan yang dilakukan adalah dengan mensirkulasikan minyak lumas (circulating oil pump running) kemudian memeriksa kebocoran sambungan pada cross head, piston crown, crank pin bearing dan memastikan sistem berkerja dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar