Just another free Blogger theme

Fungsi utama sistem pelumasan dalam mesin adalah,
  1. Memberikan lapisan minyak (oil film) pada permukaan dan celah komponen yang bergerak, bersinggungan serta bergesekan sehingga dapat meminimalkan terjadinya ke-aus-an permukaan karena gesekan (friction).
  2. Menyerap panas / mendinginkan (cooling) komponen mesin karena radiasi panas pembakaran dari combustion chamber.
Kedua fungsi sistem pelumasan tersebut diatas harus dapat bekerja dengan baik pada saat operasional mesin (engine running). Apabila salah satu atau kedua fungsi tersebut diatas tidak dapat berfungsi dengan baik, maka dipastikan akan terjadi gangguan operasional mesin.

Spare parts piston main generator engine yang dipersiapkan untuk dipasang dalam pekerjaan general overhaul karena kegagalan pelumasan. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis).

Pada mesin diesel dua langkah dengan putaran rendah, minyak lumas disirkulasikan menuju piston crown melalui telescopic pipe yang ada pada piston rod. Minyak lumas yang disirkulasikan ini berfungsi sebagai pendingin piston (piston cooling) yang secara langsung menerima radiasi panas dari combustion chamber.

Gangguan atau kegagalan fungsi pelumasaan sangat mungkin terjadi pada mesin baik berupa kegagalan pelumasan dalam pembentukan lapisan minyak (oil film) maupun kegagalan sistem pendinginan minyak lumas (lube oil cooling system).

1. Kegagalan pelumasan.
Kegagalan pelumasan berarti tidak terbentuk lapisan minyak (oil film) pada permukaan dan celah komponen yang bergerak. Kegagalan jenis ini dimungkinkana oleh beberapa sebab dianataranya berkurangnya level minyak lumas, kontaminasi minyak lumas dengan partikel lain, atau turunnya tekanan minyak lumas karena beberapa faktor seperti filter yang kotor.

Kegagalan pelumasan ini akan berakibat kerusakan mesin yang bersifat fatal.  Engine jam dimungkinkan akan terjadi dengan kerusakan pada komponen bergerak mesin seperti crankshaft, connecting rod, piston serta main & crank pin bearing.

Implementasinya pada mesin penggerak utama, apabila indikasi kegagalan pelumasan terjadi (misal: diketahui dari turunnya tekanan kerja minyak lumas) maka tindakan darurat yang diambil adalah dengan segera menurunkan putaran mesin dan laporkan kepada Nakhoda/Mualim jaga di Anjungan untuk stop engine. Selain tindakan tersebut, mengaktifkaan/menekan tombol manual stop menjadi langkah darurat paling cepat yang dapat dilakukan.

Mengaktifkan tombol manual stop dapat menjadi solusi cepat "menselamatkan" mesin, namun akan menjadi sangat berbahaya apabila kondisinya kapal dalam pelayaran tengah melintasi alur  keluar-masuk pelabuhan, melintai terusan dan kanal atau dalam kondisi cuaca buruk. Atas alasan tersebutlah diperlukan komunikasi dengan Nakhoda/mualim jaga di anjungan untuk "menselamatkan" mesin dan "mengamankan" kapal.

Keterlambatan pengambilan keputusan dana tindakan akan berakibat kerusakan pada mesin.



2. Kegagalan sistem pendingin minyak lumas.

Kegagalan sistem pendingin minyak lumas pada mesin diesel dua langkah dengan kepala silang sangat dimungkinkan terjadi. Kegagalan supply cooling oil pada satu atau lebih komponen piston crown akan mengakibatkaan terjadinya panas berlebih pada piston (karena tidak ada aktifitas penyerapan panas/pendinginan) serta akan mengakibatkan terjadinya sumbatan karena residue heavy oil pada cooling chamber. Sumbatan pada cooling chamber akan mengurangi efisiensi pendinginan dan meningkatkan temperatur material komponen mesin. 

Tindakan darurat (emergency) yang perlu dilakukan apabila ada indikasi kegagalan sistem pendingin minyak lumas adalah dengan menurunkan putaran dan beban mesin. Selanajutnya setelah didapatkan waktu yang tepat, lakukan overhaul dengan mengangkat komponen piston rod-piston crown kemudian membersihkan cooling chamber yang bermasalah.

Pelaksanaan  pengetesan piston cooling oil system menjadi saangat diperlukan setiap kali dilakukan pekerjaan oberhaul. Setelah pekerjaan overhaul dan piston rod-piston crown kembali dipasang, maka perlu dilakukan pengetesan ulang terhadap piston cooling oil system. Pengrtesan yang dilakukan adalah dengan mensirkulasikan minyak lumas (circulating oil pump running) kemudian memeriksa kebocoran sambungan pada cross head, piston crown, crank pin bearing dan memastikan sistem berkerja dengan baik.

Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar