- Lampu penerangan darurat (emergency lamp) pada beberapa titik (saja).
- Lampu navigasi dan alat komunikasi radio.
- Mesin pompa kemudi.
- Main air compressor.
- Dewi-dewi sekoci (boat davit)
- Bilge pump.
Just another free Blogger theme
Just another free Blogger theme
Mengapa kata ganti kapal laut tidak memakai "he" yang menyebutkan kata ganti dia laki-laki?, yang mana hampir semua awak kapal juga laki-laki, dan juga sebagai lambang ketangguhan dilaut?
Mengapa (juga) kata ganti kapal laut tidak memakai "it" yang mutlak menyebutkan bahwa kapal adalah benda mati yang tidak memiliki gender?
Pertanyaan - pertanyaan tersebut diatas tentunya menjadi sangat wajar bagi masyarakat pada umumnya. Namun, dibalik penggunaan kata ganti "she" tersebut ternyata ada pendapat yang menguatkan dengan berbagai opini berikut ini,
Berpengaruh besar dan dapat dipisahkan
- Air
- Sodium
- Aluminium
- Silicon
- Iron
- Magnesium
Sedikit berpengaruh
- Total sedimen
- Ash
- Calcium
Tidak berpengaruh
- Density
- Viscosity
- CCAI (calculated carbon aromaticity index)
- Flash point
- Pour point
- Micro carbon
- Residue
- Sulphur
- Vanadium
- Nickel
- Asphaltenes
Insolubles adalah material tidak larut yang terkandung dalam minyak lumas. Insolubles yang tinggi menandakan tingginya kandungan lumpur (yang tidak larut) dalam minyak lumas. Tingginya kandungan insolubles disebabkan oleh,
Viskositas adalah nilai kekentalan zat cair. Viskositas yang tepat harus terjaga pada minyak lumas untuk menjamin fungsi pelumasan yang baik.
Nilai kekentalan minyak lumas yang tinggi akan menyebabkan pelumas susah mengalir pada bagian mesin yang sensitif termasuk celah terdalam yang berbentuk kapiler sehingga resiko keausan komponen mesin akan meningkat. Selain itu, operasional pompa dan filter minyak lumas akan menjadi semakin berat / panas. Naiknya nilai kekentalan minyak lumas disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah,
- Kandungan insolubles dalam minyak lumas yang tinggi.
- Perubahan struktur rantai hidrokarbon pelumas akibat overheat
- Adanya kontaminasi air dalam minyak lumas.
Sebaliknya, nilai viskositas yang rendah akan menyebabkan berkurangnya oil film hingga permukaan yang bergesekan akan mengalami peningkatan panas dan meningkatkan keausan komponen. Turunnya viskositas disebabkan oleh,
- Adanya material yang bersifat melarutkan. Seperti kandungan BBM.
- Adanya kontaminasi dengan air atau material yang lebih encer
Contoh kemasan non-refillable refrigerant. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis) |
- Melakukan advance treatment terhadap minyak lumas dengan mengoperasikan LO purifier
- Melakukan pengujian lab secara berkala untuk mengetahui kandungan zat aditif dalam minyak lumas.
- Melakukan penggantian secara berkala. Atas alasan ekonomi, kondisi ini dapat dilakukan secara rutin apabila jumlah minyak lumas mesin tidak terlalu banyak. Apabila minyak lumas mesin dalam jumlah ynag banyak tentunya akan menjadi sangat tidak ekonomis apabila harus melakukan penggantian dalam waktu yang relatif singkat.
Diatas kapal, pada umumnya poin nomor satu dan dua diatas menjadi prioritas untuk menjamin kualitas minyak lumas dalam kondisi yang baik. Terhadap hasil pengujian lab minyak lumas, ada beberapa kondisi yang harus dipahami kaitannya dengan tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.
Pada umumnya beberapa kondisi terkait dengan hasil uji lab minyak lumas adalah sebagai berikut,
Total Base Number (TBN) terlalu tinggi,.
TBN dalam minyak lumas dimaksudkan untuk mengendalikan korosi (nyatanya korosi tidak dapat dihilangkan) yang terjadi dalam mesin. TBN yang terlalu tinggi pada umumnya terjadi pada fresh oil atau minyak lumas baru. Nilai yang terlalu tinggi akan menghalangi pembentukan oil film pada permukaan komponen mesin (misalnya pada permukaan cylinder liner).
Total base number (TBN) terlalu rendah
Dalam prakteknya dilapangan, TBN cenderung akan mengalami penurunan nilai dari angka normalnya. Penurunan kadar basa minyak lumas dikarenakan oleh beberapa hal yaitu,
- Penggunaan bahan bakar dengan kadar sulphur yang lebih tinggi.
- Terjadinya blow by gas karena keausan permukaan antara piston ring dengan silinder liner.
- Jumlah minyak lumas dalam tangki yang kurang.
- Adanya kontaminasi komponen eksternal (seperti air, bahan bakar atau sejenisnya) yang menyebabkan kerusakan zat aditif minyak lumas.
- Kekurangan top-up (penambahan). Kondisi ini biasanya terjadi karena secara visual kondisi minyak lumas baik dan volumenya stabil dan/atau bertambah karena kontaminasi komponen eksternal (misal, kebocoran air pendingin atau bahan bakar).
reaksi asam hasil pembakaran mesin, kontaminasi air (apabila ada indikasi kebocoran air pendingin) serta kemungkinan pengaruh overheat mesin.
TBN yang turun akan mempengaruhi fungsinya untuk menetralisir kadar asam yang dihasilkan dari pembakaran. Akibatnya akan terjadi beberapa hal diantaranya,
Tindakan apabila ditemukan TBN yang rendah adalah dengan melakukan identifikasi penyebab turunnya kadar TBN tersebut (sesuai dengan lima sebab diatas) dan melakukan top-up dengan harapan akan meningkatkan kadar kandungan basa pada minyak lumas.
Emergency bilge suction valve adalah katup hisap got darurat yang terpasang dikamar mesin dan penataannya pada sistem pendingin air laut utama (main line cooling sea water system for main engine). Katup hisap got darurat ini difungsikan saat terjadi kebocoran yang masuk kedalam kompartemen kapal sisi kamar mesin.
Emergency bilge suction valve terpasang tanpa melewati suction filter CSW pump. Kondisi ini dimaksudkan untuk menjamin terciptanya in-line system menghisap got kamar mesin dengan cepat (tanpa ada kendala hambatan hisapan pada suction filter. Dengan cepatnya proses hisapan pompa maka dimaksudkan akan dapat menghindari resiko kapal tenggelam karena selisih debit antara jumlah air yang masuk dalam kapal dengan volume yang dipompa keluar kapal.
Ada beberapa hal khusus yang ada pada emergency bilge suction valve, diantaranya adalah
Pada saat kapal melakukan perawatan tahunan (docking) ada beberapa bagian kapal yang berada di bawah garis air (BGA) yang perlu perawatan secara khusus. Salah satu bagian yang menjadi perhatian khusus selama melaksanakan docking adalah sistem propulsi (propultion system). Sistem penggerak kapal yang dimaksud meliputi propeller blade, propeller shaft, bantalan dan sistem pelumasan propeller shaft serta thruster propeller (baik bow thruster maupun stern thruster).
Selain untuk melakukan perawatan dan/atau perbaikan (apabila ada temuan kerusakan), perawatan terhadap propultion system juga menjadi salah satu item pemeriksaan yang telah ditentukan oleh biro klasifikasi. Bentuk regulasi yang teah ditentukan oleh biro klasifikasi berbentuk class survey yang dilakukan secara berkala.
Terhadap propultion system yang ada diatas kapal, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pemantauan dan perawatan pada saat kapal melaksanakan docking.
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008 pengertian kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Untuk mengurangi penurunan performance pada usia pakai kapal yang semakin bertambah, maka perlu dilakukan perawatan dan/atau perbaikan secara berkala. Sebagai operator alat transportasi air, maka setiap pelaut harus memahami tentang teori perawatan dan perbaikan. Hal tersebut menjadi sangat penting karena merupakan dasar pengetahuan untuk melaksanakan perawatan guna menjamin kelancaran operasional kapal pada umumnya.
Salah satu perawatan kapal yang dilakukan berkala dalam hitungan tahun adalah aktifitas docking (penge-dok-an). Pelaksanaan docking dimaksudkan untuk melakukan perawatan kapal secara menyeluruh meliputi konstruksi lambung, permesinan, peralatan dan perlengkapan guna memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal.
Beberapa tahapan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah docking adalah sebagai berikut,