Just another free Blogger theme

Satuan kecepatan kapal sangat erat kaitannya dengan jarak tempuh kapal dalam satuan nautical mile.

Kapal dalam proses sandar di pelabuhan Miyazaki City. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)



Perhitungan konversi satuan jarak tempuh adalah sebagai berikut.

1 Nautical Mile = 1,852 KM atau 1.852 Meter

Dalam prakteknya dikapal juga digunakan satuan "cable" untuk menyatakan jarak laut yang kurang dari satu nautical mile. 
Konversi satuan tersebut adalah sebagai berikut,

1 Nautical Mile= 10 Cable
1 Nautical Mile= 1,852 KM atau 1.852 Meter
10 Cable = 1,852 KM atau 1.852 Meter
Jadi,
1 Cable = 0,1852 KM atau 185,2 Meter

Jenjang lintas kota,




Penggunaan minyak lumas yang berkelanjutan secara menerus dapat menurunkan fungsi minyak lumas untuk membentuk oil film serta tidak dapat dengan maksimal menyerap panas mesin. Penurunan fungsi tersebut dikarenakan penurunan kualitas minyak lumas karena pengaruh panas mesin, oksidasi serta kontaminasi partikel lain.

Salah satu contoh hasil pengujian lab minyak lumas. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis).



Dalam prakteknya di lapangan, penggunaan minyak lumas diatas kapal dapat dimaksimalkan dengan melakukan penanganan yang baik. Penanganan yang baik adalah dengan,
  • Melakukan advance treatment terhadap minyak lumas dengan mengoperasikan LO purifier 
  • Melakukan penggantian secara berkala. Atas alasan ekonomi, kondisi ini dapat dilakukan secara rutin apabila jumlah minyak lumas mesin tidak terlalu banyak. Apabila minyak lumas mesin dalam jumlah ynag banyak tentunya akan menjadi sangat tidak ekonomis apabila harus melakukan penggantian dalam waktu yang relatif singkat.

Diatas kapal, pada umumnya poin nomor satu dan dua diatas menjadi prioritas untuk menjamin kualitas minyak lumas dalam kondisi yang baik. Terhadap hasil pengujian lab minyak lumas, ada beberapa kondisi yang harus dipahami kaitannya dengan tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.

Pada umumnya beberapa kondisi terkait dengan hasil uji lab minyak lumas adalah sebagai berikut,


Total Base Number (TBN) terlalu tinggi,.

TBN dalam minyak lumas dimaksudkan untuk mengendalikan korosi (nyatanya korosi tidak dapat dihilangkan) yang terjadi dalam mesin. TBN yang terlalu tinggi pada umumnya terjadi pada fresh oil atau minyak lumas baru. Nilai yang terlalu tinggi akan menghalangi pembentukan oil film pada permukaan komponen mesin (misalnya pada permukaan cylinder liner).


Total base number (TBN) terlalu rendah

Dalam prakteknya dilapangan, TBN cenderung akan mengalami penurunan nilai dari angka normalnya. Penurunan kadar basa minyak lumas dikarenakan oleh beberapa hal yaitu,

  • Penggunaan bahan bakar dengan kadar sulphur yang lebih tinggi.
  • Terjadinya blow by gas karena keausan permukaan antara piston ring dengan silinder liner. 
  • Jumlah minyak lumas dalam tangki yang kurang.
  • Adanya kontaminasi komponen eksternal (seperti air, bahan bakar atau sejenisnya) yang menyebabkan kerusakan zat aditif minyak lumas
  • Kekurangan top-up (penambahan). Kondisi ini biasanya terjadi karena secara visual kondisi minyak lumas baik dan volumenya stabil dan/atau bertambah karena kontaminasi komponen eksternal (misal, kebocoran air pendingin atau bahan bakar). 

reaksi asam hasil pembakaran mesin, kontaminasi air (apabila ada indikasi kebocoran air pendingin) serta kemungkinan pengaruh overheat mesin.


TBN yang turun akan mempengaruhi fungsinya untuk menetralisir kadar asam yang dihasilkan dari pembakaran. Akibatnya akan terjadi beberapa hal diantaranya,

    • Asam hasil pembakaran tidak dapat dinetralisir dengan baik sehingga pengaruh korosi akan semakin tinggi.
    • Kualitas minyak lumas turun dan dikategorikan sebagai "kerusakan minyak lumas".
    • Minyak lumas akan menjadi lebih kotor sehingga akan memungkinkan untuk terjadinya,
      • Kotoran yang terbentuk dapat menyumbat saluran kapiler minyak lumas. Sehingga minyak lumas tidak dapat mengalir.
      • Kotoran yang terbentuk menumpuk pada celah piston ring groove yang akan mempercepat keausan piston ring dan silinder liner.
      • Kotoran yang terbentuk memungkinkan akan membentuk deposit berbentuk padat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bearing.

 Tindakan apabila ditemukan TBN yang rendah adalah dengan melakukan identifikasi penyebab turunnya kadar TBN tersebut (sesuai dengan lima sebab diatas) dan melakukan top-up dengan harapan akan meningkatkan kadar kandungan basa pada minyak lumas.

Pelumas adalah zat kimia cair yang diberikan pada dua benda yang bergerak untuk mengurangi gesekan (friction) dan meredam energi panas saat kedua permukaan benda saling bergesekan. Menurut pengertian diatas, fungsi dasar pelumas setidaknya ada dua yaitu,
  • Mengurangi gesekan antar dua permukaan benda yang besentuhan.
  • Mendinginkan / meredam panas yang dihasilkan dari gesekan kedua benda yang bersentuhan.
Dalam operasional permesinan, fungsi pelumas sangat dibutuhkan. Dari kedua fungsi tersebut diatas, maka dipastikan dapat memperpanjang usia pakai mesin.


Eneos, salah satu jenis minyak lumas yang dipakai diatas kapal. (Foto by : Dokumentasi pribadi penulis)

Oleh pabrik yang melakukan fabrikasi, minyak lumas yang dipakai sebagai lubricating oil mengandung beberapa sifat dasar dan jenis zat aditif. Yaitu,
  • Viskositas adalah istilah kekentalan minyak lumas. Viskositas ini diukur dengan nilai angka. Semakin tinggi angka viskositas suatu minyak lumas, menandakan semakin kental zat cair tersebut. Demikian juga sebaliknya.
  • Total base number (TBN) adalah jumlah kandungan basa dalam minyak lumas untuk menetralisir kandungan asam dari pembakaran serta untuk menjamin kebersihan mesin.
  • Total acid number (TAN) adalh jumlah kandungan asam dalam minyak lumas.
  • Anti oxidant adalah jenis aditif untuk mencegah terjadinya oksidasi dalam mesin. Oksidasi dalam mesin tentu aangat dihindarkan karena dapat mempercepat kerusakn bahan penyusun mesin. 
  • Detergent adalah jenis aditif yang digunakan untuk menjaga permukaan metal mesin dan komponen lainnya terhindar dari kotoran.
  • Dispersant adalah jenis aditif yang bekerja mengendalikan kotoran / jenis kontaminasi lain agar terdispresi secara merata dalam pelumas.
  • Anti karat / anti korosi berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi pada bagian metal mesin.
  • Anti wear digunakan untuk mencegah keausan karena gesekan yang berlebih pada mesin.
  • Pour point dispersant adalah zat aditif yang akan menekan titik beku pelumas agar mudah mengalir pada suhu rendah.
  • Friction modifier adalah jenis zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan kelicinan dari oil film yang terbentuk.
  • Anti foam digunakan untuk mencegah / mengurangi terbentuknya busa pada saat mesin beroperasi.
  • Metal deactifator adalah jenis zat aditif yang digunakan untuk mencegah terjadinya efek katalis dari partikel keausan mesin sehingga dapat mencegah akselerasi proses oksidasi pelumas.