Just another free Blogger theme

Sebelum membahas tentang total base number (TBN) yang terkandung dalam minyak lumas, hal penting yang perlu dilakukan adalah memahami kaitannya dengan latar belakang / "asal-usul" diperlukannya TBN dalam minyak lumas kapal.



Botol sample minyak lumas yang akan dikirimka  ke lab untuk keperluan peengujian kandungan kimiawi. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)

Housing exhaust valve yang mengalami kerusakan salah satu penyebabnya karena korosi material. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)



Latar belakang diperlukannya kandungan TBN dalam minyak lumas.
  • Pada umumnya kapal dilengkai dengan tenaga penggerak (pada umumnya mesin diesel pembakaran dalam / internal combustion diesel engine). Semakin besar dimensi kapal, maka akan diimbangi dengan semakin besar mesin utama (main engine) sebagai penggerak kapal tersebut. Kondisi ini menjadi berbanding lurus antara tenaga yang dibutuhkan dengan gaya dorong yang diperlukan untuk memindahkan kapal.
  • Semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan suatu kapal, maka akan semakin besar pula dimensi mesin tersebut. Kondisi tersebut menjadi berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar mesin.
  • Dalam industri transportasi laut atau dunia pelayaran, yang menghendaki konsumsi bahan bakar relatif banyak (sesuai dengan tenaga yang dihasilkan oleh mesin tersebut), maka tidak jarang mesin didesain oleh maker menjadi mesin yang "ramah meng-konsumsi" bahan bakar yang memiliki kandungan sulfur relatif tinggi (high sulphur fuel oil / HSFO). 
  • Bahan bakar jenis HFSO secara ekonomis memiliki harga satuan yang relatif murah. Dengan harga satuan yang relatif murah tersebut, memungkinkan owner membeli jenis bahan bakar tersebut dalam jumlah yang banyak (sesuai dengan kebutuhan kapal) dengan tanpa mengurangi profit perusahaan.
  • Bahan bakar jenis HFSO ini memiliki karakter yang "istimewa". Sebelum di-konsumsi oleh mesin, jenis bahan bakar ini memerlukan tindakan perawatan yang lebih banyak. Bahan Bakar perlu dipanaskan sampai dengan temperatur tertentu sampai dengan karakteristik bahan bakar minyak untuk mesin kapal terpenuhi.
  • Jenis bahan bakar HFSO apabila terbakar dalam combustion chamber akan menyisakan kandungan belerang. Kandungan belerang yang dimaksud akan ada dalam combustion chamber dan saluran gas buang.
  • Secara kimiawi, kandungan belerang (sulphur) yang bertemu dengan oksigen (udara bilas mesin) maka akan bersenyawa dan menghasilkan asam sulfat sulphuric acid (H2SO4). Kandungan asam sulfat yang terbentuk ini akan bersifat sangat korosif (merusak) terhadap permukaan combustion chamber dan saluran gas buang yang terbuat dari meterial logam.
  • Untuk mengindari resiko korosi yang disebabkan oleh kandungan asam sulfat (sulphuric acid) tersebut maka diperlukan suatu bahan yang bersifat basa (base) dengan maksud untuk me-netral-kan kandungan basa dari hasil sisa pembakaran BBM janis HFSO.
  • Kandungan basa (base) yang dimaksud sangat memungkinkan apabila dicampurkan dalam minyak lumas silinder pada mesin diesel dua langkah ataupun minyak lumas sistem pada mesin diesel empat langkah.
  • Kandungan basa (base) dalam minyak lumas yang dimaksud adalah kalium hidroksida (KOH) yang secara kuantitatif dinyatakan dengan hitungan angka dalam total base number (TBN).
  • Pada dasarnya TBN sangat diperlukan untuk "menyelamatkan" dan menjamin lamanya (life-time) penggunaan suatu mesin.

Sesuai dengan latar belakang kondisi tersebut diatas, maka selain mempertimbangkan profit perusahaan (dengan menggunakan bahan bakar minyak jenis HFSO), maka owner juga wajib mempertimbangkan perawatan dan penanganan penggunaan bahan bakar yang sesuai sehingga pada akhirnya dapat dihindarkan kerusakan yang sifatnya fatal sehingga dapat mrnghilangkan freight kapal tersebut pada umumnya.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar