Sistem pendingin mesin menjadi salah satu sistem yang sangat penting untuk memastikan mesin dapat beroperasi dengan baik dan normal pada temperatur kerjanya. Sistem pendingin yang baik akan bekerja untuk mencegah terjadinya kondisi overheating atau overcooling pada mesin.
Fresh water cooler type tube (foto by: dokumentasi pribadi penulis)
Pada saat mesin beroperasi dengan temperatur kerja yang tinggi (overheat, melebihi nilai batas atas temperatur kerja yang ditentukan), maka sistem pendingin akan bekerja untuk proses heat transfer dengan menyerap panas dan selanjutnya dialirkan pada media pendingin yang selalu bersirkulasi.
Pada kondisi sebaliknya, apabila mesin beroperasi dengan temperatur kerja rendah (overcool, melebihi nilai batas bawah temperatur kerja yang ditentukan), maka sistem pendingin akan bekerja dengan sirkulasi tertutup melalui three-way valve atau thermostatic valve. Dalam kondisi ini maka media pendingin akan bekerja dengan sirkulasi untuk menghangatkan mesin sehingga permukaan mesin akan cukup panas dan mencapai temperatur kerja yang ideal.
Pada dasarnya, baik kondisi overheat dan/atau overcool menjadi dua kondisi yang sama-sama tidak dikehendaki pada saat pengoperasian mesin. Kedua kondisi tersebut harus dihindari untuk menjamin optimalisasi engine performance dan mencegah terjadinya major damage pada mesin.
Dalam prakteknya, tidak jarang ada "kelainan" yang terjadi pada sistem pendingin yang mengakibatkan penurunan engine performance. Salah satunya yang akan dibahas dalam artikel ini adalah kondisi overheating yang teridentifikasi sebagai salah satu fresh water cooling failure.
Beberapa kondisi yang mengakibatkan terjadinya overheating pada sistem pendingin mesin adalah sebagai berikut,
- Volume air pendingin kurang
- Aliran air pendingin tidak lancar
- Heat exchanger tidak bekerja dengan baik
- Terjadi sumbatan / ke-buntu-an sistem pendingin
- Terdapat udara dalam sistem air pendingin
Kondisi overheating yang berkelanjutan tentunya akan menurunkan engine performance. Apabila kondisi ini berlanjut, maka tidak jarang akan mengakibatkan kerusakan komponen mesin.
Overheating yang berkelanjutan secara menerus hingga mendekati titik didih air akan mengalibatkan perubahan jenis media pendingin. Air tawar sebagai media pendingin akan menguap dan berubah menjadi steam yang akan "terjebak" dalam sistem pendingin.
Apabila kondisi tersebut diatas telah terjadi, maka hal yang perlu dilakukan untuk tindakannya adalah sebagai berikut,
- Segera matikan mesin. Dengan mematikan mesin maka akan menghindarkan major damage yang mungkin akan terjadi pada mesin. Mematikan mesin akan mencegah temperatur mesin terus meningkat (karena radiasi pembakaran).
- Buka breather valve yang terpasang ada sisi outlet atau top-side engine. Membuka valve ini akan memungkinkan untuk membuang udara atau steam yang "terjebak" dalam sistem pendingin.
- Tetap jalankan pompa air pendingin. Dengan menjalankan pompa air pendingin maka akan mempercepat proses sirkulasi air tawar pendingin.
- Diamkan mesin beberapa saat untuk menurunkan temperatur mesin (cooling down).
- Setelah temperatur mesin semakin turun ada kisaran 60°C - 70°C selanjutnya isikan air pendingin baru dalam sistem. Proses ini harus dilakukan secara perlahan untuk mencegah terjadinya shock temperature yang memungkinkan terjadinya keretakan pada bahan karena pengaruh perubahan temperatur material secara tiba-tiba.
0 komentar:
Posting Komentar