Just another free Blogger theme

 Kapal merupakan salah satu alat transportasi air yang telah ada bahkan jauh sejak nenek moyang kita. Bahkan sudah sangat familiar dalam telinga kita lagu "Nenek moyangku seorang Pelaut". Tersirat arti bahwa kapal merupakan sarana transportasi yang telah digunakan sejak lama.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, kapal mengalami perubahan. Perubahan dimensi, bentuk serta jenisnya. Hal ini sangat dilatar belakangi oleh kebutuhan yang semakin berkembang.

Transformasi kapal laut juga meliputi tenaga penggeraknya. Pada jaman dahulu, tenaga konfensional manusia dengan menggunakan dayung atau memanfaatkan tenaga angin fengam bantuan layar menjadi solusi tenaga penggerak kapal yang paling efektif dijamannya.

Lain cerita dengan seiring berkembangnya teknologi pada saat ini. Kapal berpenggerak mesin diesel sudah sangat familiar kita jumpai.  Dengan memasangkan mesin diesel sebagai penggerak diatas kapal, maka "operator" merasakan begitu banyak manfaat yang didapatkannya.

Tenaga manusia yang awalnya digunakan sebagai tenaga penggerak menjadi lebih tergantikan. Analoginya, dimisalkan apabila dahulu untuk menggerakkan satu kapal dengan ukuran tertentu harus menyediakan puluhan orang yang mendayung guna menggerakkan kapal, maka lain ceritanya apabila "transformasi" teknologi diterapkan diatas kapal. Setidaknya hanya butuh beberapa orang saja sebagai operator mesin diatas kapal. Demikian juga kaitannya dengan pemanfaatan tenaga angin. Kala itu, untuk dapat bergerak membelah lautan harus menunggu hembusan angin yabg searah, maka dengan pemanfaatan teknologi ini semua terhapuskan.

Setidaknya dua analogi tersebut diatas dapat mewakili gambaran pemikiran kita atas apa yang terjadi kala itu apabila dibandinfkan dengan apa yang kita alami saat ini.

Pemanfaatan mesin diesel diatas kapal sebagai tenaga penggerak.????



Iya demikian adanya.

Namun, mungkin sudah familiar dikalangan masyarakat, bahkan dikalangan (#maaf) orang awam sekalipun.

Tetapi kadang muncul pertanyaan kritis bagi yang ingin tahu..

  1. Kapal itu dapat sumber listrik dari mana ya.? Dari PLN kah.? 
  2. Trus kalau sumber listriknya padam (#baca: mati lampu), bagaimana ya.? Kapal tenggelam kah.? Kapal berhenti kah.? Ataukah kapal tetap jalan dengan selamat.? 

Ilustrasi kondisi kamar mesin (foto by: arsip pribadi penulis)


Mari kita uraikan satu persatu,


Dua pertanyaan kritis yang sangat informatif..👍👍👍👍

1. Kapal merupakan sarana transportasi air tang bersifat selalu bergerak dan berpindah (mobile). Dengan kondisi demikian maka sumber listrik sudah pasti bukan didapatkan dari PLN ya..😄😄😄

Kapal memiliki pembangkit listrik sendiri yang bersifat independen. Artinya dapat men-support seluruh kebutuhan kapal secara mandiri. Pembangkit ini apabila saya analogikan secara sederhana layaknya PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) yang ada di beberapa daerah.

Namun, dengan redaksi yg berbeda, para pelaut menyebutnya sebagai generator engine (G/E) atau ada juga yang familiar menyebutnya sebagai auxiliary engine (A/E). Mesin penggerak inilah yang digunakan diatas kapal untuk memutarkan alternator untuk menghasilkan energi listrik diatas kapal.

Mempertimbangkan kondisi kapal yang selalu bergerak (terlebih saat pelayaran jauh), maka selama itu juga kebutuhan energi listrik harus terpenuhi. Artinya kebutuhan energi listrik harus tetap terjaga setiap waktu (istilah kerennya 7/24 and always ON).

Artinya selama itu juga generator engine-nya bekerja.? Tidak berhenti.?

Jawabnya "tidak". 

Bukan demikian adanya dikapal. Diatas kapal dilengkapi dengan minimal dua buah generator engine yang berfungsi untuk menjaga pasokan energi listrik diatas kapal. Hal ini dimaksudkan supaya perawatan terhadap mesin tetap dapat dilakukan tanpa menggangu pasokan sumber listrik diatas kapal.

Pada beberapa kapal dengan dimensi semakin besar, bahkan terdapat 3-4 buah generator engine. Hal ini tak lain dimaksudkan untuk menjamin terjaganya pasokan energi listrik diatas kapal.


Pertanyaan kedua

2. Kalau sumber listriknya padam, apa yg terjadi diatas kapal.? Bahaya kah.? Tenggelam kah.? 

Tenang...😊😊😊😊

Dalam kondisi normal, kapal akan tetap aman dan tetap terapung diatas air.

Lantas, apa yg kemudian terjadi.?

Apabila generator engine tiba-tiba "stop" beroperasi dengan berbagai alasan penyebabnya, maka dipastikan alternator tidak bergerak yang artinya sumber energi listrik diatas kapal akan hilang. Diatas kapal kondisi ini dinamakan "BLACK-OUT".

Dalam kondisi demikian, secara teknis maka emergency generator engine akan secara otomatis "running" untuk memasok kebutuhan listrik secara darurat diatas kapal. 

Apakah itu emergency generator engine.? 

Adalah generator engine darurat yang difungsikan untuk memberikan pasokan listrik darurat diatas kapal saat terjadi "BLACK-OUT". Hal yang perlu diperhatikan adalah, perangkat mesin ini bersifat sementara memberikan pasokan kelistrikan. Selain itu, tidak semua kebutuhan listrik diatas kapal dapat terpenuhi 100% layaknya menggunakan main generator engine.

Hanya pada titik - titik lampu tertentu yang menyala sebagai "emergency light". Selain itu juga hanya beberapa permesinan saja yang dapat di support menggunakan emergency generator ini.

Mengapa demikian.? 

Sesuai dengan namanya, "emergency" hanya digunakan untuk penanganan darurat saja. Selanjutnya para engineer diatas kapal akan bertanggjng jawab mencari penyebab kerusakan main generator dan mengembalikan pasokan kelistrikan dapat terjamin 100% melalui main generator engine.

Bagi rekan - rekan pelaut (khususnya awak mesin) apa yang dilakukan ketika melakukan dinas jaga dikamar mesin dan mengalami hal yang demikian.? 

Apabila terjadi kerusakan main generator engine saat kapal berlayar, maka perhatilanlah langkah berikut ini.

  1. Segera laporkan kepada kepala kamar mesin / chief engineer.
  2. Memberi tahukan perwira jaga di anjungan atas kondisi tersebut. Dimaksudkan perwira jaga anjungan akan menginformasikan kepada Nakhoda.
  3.  "STOP" mesin induk.
  4. Apabila emergency generator engine gagal start secara "auto", maka lekas start emergency generator engine secara "manual". Pastikan sumber kelistrikan memasok emergency bus bar melalui emergency switch board.
  5. Apabila emergency generator telah berhasil start secara "auto", maka lekas periksa ruangan em'cy generator untuk memastikan kinerja mesin, pasokan kelistrikan di em'cy bus bar, serta ventilasi ruangan.
  6. Diskusikan dengan kepala kamar mesin untuk menganalisa kerusakan main generator engine. (Jangan lekas men-start main generator yang lain sebelum dapat memastikan suspect penyebab black-out. Hal ini dimaksudkan, misalkan black out disebabkan oleh bahan bakar mesin yang tercampur air, maka kindisi ini akan menambah masalah pada main generator yang "sehat".)
  7. Setelah didapatkan analisa kerusakan dan penyebab black-out, segera lakukan tindakan perbaikan.
  8. Tindakan penanganan yang tepat akan dapat mengefektifkan waktu dalam mengoperasikan kembali main generator engine dan memastikan sunber kelistrikan dapat terpasok normal.
  9. Setelah main generator beroperasi normal, informasikan kepada perwira jaga di anjungan untuk melakukan persiapan "start" mesin induk dan kembali melanjutkan pelayaran.


Demikian urutannya, tapi hal penting yang perlu saya sampaikan disini adalah untuk tetap TIDAK PANIK dalam menangani kondisi darurat diatas kapal. Kondisi panik hanya akan "memperkeruh" suasana dengan tidak memberikan solusi terbaik. Atau bahkan, akan menambah masalah yang ada.


Tetap semangat untuk belajar.!!



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar