Just another free Blogger theme

Schedule pipa (Pipe Schedule / SCH) adalah penomoran standar yang digunakan untuk menentukan ketebalan dinding pipa pada pipa baja, pipa besi, dan material lainnya. Nomor ini tidak menunjukkan ukuran pasti, tetapi menjadi acuan untuk mengetahui seberapa kuat pipa tersebut digunakan dalam sistem bertekanan.

Fungsi utama schedule pipa,
  1. Menentukan ketahanan tekanan. Pipa dengan schedule tinggi dapat digunakan untuk sistem dengan tekanan tinggi (misal sistem hidrolik, bahan bakar, uap).
  2. Menyesuaikan jenis fluida yang dialirkan. Fluida panas, korosif, atau berbahaya biasanya memerlukan pipa dengan schedule lebih tinggi.
  3. Menjamin keselamatan dan keandalan sistem perpipaan kapal. Kesalahan pemilihan schedule bisa menyebabkan kebocoran, pecahnya pipa, hingga kecelakaan.

Beberapa jenis schedule yang sering digunakan antara lain:
  1. Schedule 40: Umum digunakan untuk aplikasi standar di kapal, terutama untuk saluran air dan saluran buang. (Pipa standar untuk tekanan rendah–menengah)
  1. Schedule 80: Digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan ketahanan lebih tinggi terhadap tekanan. (Pipa tebal untuk tekanan menengah–tinggi). Umumnya digunakan untuk sistem hidrolik dan pipa bahan bakar.
  1. Schedule 160: Digunakan untuk sistem dengan tekanan sangat tinggi, seperti beberapa aplikasi mesin kapal atau sistem yang mengalirkan bahan kimia berbahaya.
  1. Schedule XXS (Extra Extra Strong): Ini adalah pipa dengan ketebalan dinding tertinggi yang umumnya digunakan untuk aplikasi dengan tekanan ekstrem. Biasanya digunakan untuk sistem yang memerlukan daya tahan ekstra, seperti sistem pembuangan bahan kimia atau gas berbahaya.

Umumnya schedule pipa dapat diidentifikasi pada marking yang tertulis pada permukaan pipa baru.

Dalam prakteknya di lapangan, kita akan menemukan kode angka dan tanda panah pada permukaan body valve.


Sebagai contoh, tertulis kode 5K – 32 yang artinya,

- Kode ini mengikuti standard jepang (JIS – Japanese Industrial Standard) untuk system pipa dan valves.

- 5K artinya kelas tekanan nominal (pressure rating). Dimaksudkan valve dirancang untuk tekanan kerja 5kg/cm2 atau 0,5MPa. Huruf “K” berasal dari kata kilogram per square centimeter (kgf/cm2). Kondisi ini juga berlaku untuk pressure rating yang lain seperti 10K, 16K dan seterusnya.

- 32 artinya ukuran nominal (nominal diameter)  DN25, yaitu pipa dengan diameter nominal 32 mm atau 1¼ inch.

Berikut ini adalah daftar nominal diameter yang digunakan dalam standard pipa dan valve.

Nominal Diameter (mm)

Ukuran (inch)

 

Nominal Diameter (mm)

Ukuran (inch)

6

1/8

 

65

2½

8

1/4

 

80

3

10

3/8

 

100

4

15

1/2

 

125

5

20

3/4

 

150

6

25

1

 

200

8

32

1¼

 

250

10

40

1½

 

300

12

50

2

 

350

14


Untuk dapat menunjang operasional kelancaran kapal pada umumnya, boiler tersusun dari beberapa komponen penting. Berikut ini adalah contoh penataan dan komponen utama boiler pipa air yang umumnya digunakan diatas kapal.


Berdasarkan gambar diatas, berikut adalah uraian komponen utama operasional boiler pipa air,

  1. Main steam valve. Merupakan valve utama yang terpasang pada sisi atas boiler. Umumnya berjenis globe/angle  non return valve. Apabila valve ini dibuka, steam akan dialirkan menuju peralatan (steam equipment).
  2. Burner deviceSebagai peralatan yang menghasilkan energi panas. Burner device bekerja mengkabutkan bahan bakar yang kemudian dipantik menggunakan energi listrik dari ignition transformer.
  3. Water gauge glass. Gelas duga yang digunakan untuk memantau water level.
  4.  Blower duct. Udara yang dihasilkan oleh blower kemudian dialirkan kedalam ruang bakar (boiler furnace) melalui blower duct.
  5. Manhole. Lubang lalu orang (sisi atas) dimaksudkan sebagai akses untuk memasuki boiler dalam proses perawatan dan/atau perbaikan.
  6. Surface blow valve. Valve yang digunakan untuk proses scumming blow water boiler.
  7. Funnel flange. Flange yang akan disambungkan dengan saluran cerobong asap. Cerobong yang dimaksud akan mengalirkan asap sisa gas buang pembakaran BBM dari burner device.
  8. Blower. Force draft fan fungsinya untuk menghasilkan udara segar dalam ruang bakar (boiler furnace) dengan tekanan tertentu. Dengan airan udara segar pada tekanan tertentu ini memungkinkan BBM dapat terbakar dengan sempurna dan stabil.
  9. Control panel. Merupakan panel kelistrikan sebagai kendali peralatan agar operasional boiler dapat dilakukan dengan normal dan safety.
  10. Fuel pump unit. Sistem pompa bahan bakar yang akan mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju burner device. Umumnya akan terdapat pilot FO pump dan FO pump unit.
  11. Manhole. Fungsinya sama dengan poin nomor. 5 diatas. Letak dan jumlahnya kondisional menyesuaikan desain product maker.
  12. Bottom outlet valve. Merupakan valve yang digunakan untuk melakukan drain water dalam proses blow down water dan/atau cerat keseluruhan air yang ada dalam boiler.
  13. Steam pressure gauge. Alat ukur tekanan yang digunakan untuk memantau tekanan kerja boiler. Fungsi alat ukur ini menjadi sangat penting dimaksudkan untuk memastikan operasional boiler dalam kondisi safety.
Selain beberapa jenis komponen tersebut diatas, terdapat beberapa jenis apendansi yang menunjang operasional boiler. Apendasi boiler adalah peralatan yang dipasang pada boiler untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan kontrol operasionalnya. Jenis apendansi dikelompokkan sesuai dengan fungsinya untuk pengaman, kontrol operasi dan peralatan penunjang.

Fungsi dan tujuan pemasangan apendansi:

·  Menjamin keselamatan. Melindungi boiler, operator, dan sekitar dari bahaya seperti ledakan akibat tekanan atau level air yang tidak terkontrol. 

·  Mengontrol operasi. Memungkinkan operator untuk memantau dan mengendalikan parameter kritis seperti tekanan dan level air. 

·  Menjaga efisiensi. Dengan pemantauan dan kontrol yang tepat, efisiensi pengolahan uap dan kinerja boiler dapat meningkat. 

·  Mematuhi regulasi. Pemasangan apendansi adalah persyaratan hukum berdasarkan peraturan uap yang berlaku, sehingga boiler dapat dioperasikan dengan legal. 

Jenis apedansi peralatan pengaman:

·  Katup pengaman (safety valve) berfungsi melepaskan tekanan berlebih untuk mencegah terjadinya ledakan. 

·  Gelas duga (water gauge glass) berfungsi menunjukkan ketinggian air dalam boiler secara visual. 

·  Manometer (pressure gauge) berfungsi untuk mengukur dan menampilkan tekanan uap di dalam boiler. 

·  Sumbat timah (fusible plug). Bekerja dengan melelehkan material timah jika air dalam boiler mencapai level sangat rendah, menandakan bahaya. 

·  Peluit bahaya (alarm whistle). Memberikan peringatan suara saat terjadi ketidaknormalan kondisi. 

Jenis apendansi peralatan kontrol dan operasi:

·  Katup induk (main steam valve) berfungsi untuk mengatur aliran uap dari boiler ke sistem pengguna. 

·  Katup pengisi (feed water valve) berfungsi untuk mengatur masuknya air umpan ke dalam boiler. 

·  Pompa umpan (feed water pump) digunakan untuk memompa air dari cascade tank ke dalam boiler untuk menjaga level air. 

·  Katup cerat/penguras (blow-down valve). Digunakan untuk menguras air dari boiler guna menghilangkan endapan dan kotoran. 

Jenis peralatan penunjang lainnya:

·    Pelat nama (name plate). Berisi informasi penting tentang boiler, seperti kapasitas dan tekanan kerja. 

·    Lubang lalu orang (manhole). Memungkinkan akses untuk pemeriksaan dan pembersihan bagian dalam boiler. 

·    Sistem kontrol (boiler control system). Mengatur berbagai parameter boiler untuk menjaga operasi yang stabil dan efisien. 


Air filter regulator, sering disingkat AFR, merupakan komponen penting dalam sistem pneumatik yang berfungsi untuk menyaring dan mengatur tekanan udara bertekanan sebelum digunakan oleh peralatan atau sistem kontrol. Alat ini merupakan gabungan dari dua perangkat utama, yaitu air filter (penyaring udara) dan pressure regulator (pengatur tekanan). Pada beberapa sistem, AFR juga dilengkapi dengan pelumas (lubricator) sehingga disebut FRL unit (Filter, Regulator, Lubricator).

Air filter regulator.


Secara umum, AFR memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
  1. Penyaringan udara (Filtration). Udara yang dihasilkan oleh kompresor umumnya masih mengandung partikel debu, uap air, dan minyak pelumas. Kandungan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada komponen pneumatik seperti katup, silinder, dan aktuator. Air filter pada AFR berfungsi untuk menyaring partikel padat dan memisahkan air kondensat sehingga udara yang keluar menjadi bersih dan kering. Air dan kotoran yang tertampung akan mengendap di bagian bawah tabung dan dikeluarkan melalui drain valve.
  2. Pengaturan tekanan (Regulation). Tekanan udara dari kompresor dapat berfluktuasi sesuai dengan beban sistem. Agar tekanan yang diterima peralatan tetap stabil, regulator pada AFR bertugas menurunkan dan menstabilkan tekanan keluaran sesuai dengan kebutuhan sistem. Pengaturan ini dilakukan melalui adjustment knob, sedangkan besar tekanan keluaran dapat dibaca pada pressure gauge yang terpasang di bagian atas unit.

Bagian-bagian utama dari air filter regulator adalah sebagai berikut,
  1. Pressure gauge (Manometer). Menunjukkan tekanan udara keluaran setelah melewati regulator.
  2. Adjustment knob. Pengatur besar tekanan kerja.
  3. Filter bowl (tabung filter). Tempat mengendapnya air dan kotoran hasil penyaringan.
  4. Drain valve. Katup untuk membuang kondensat atau kotoran yang terkumpul.
  5. Mounting bracket: Dudukan atau pengikat AFR pada panel atau dinding sistem.

Air filter regulator banyak digunakan dalam berbagai sistem pneumatik di atas kapal, antara lain:

  1. Sistem kontrol mesin induk dan mesin bantu. AFR menjamin udara kontrol yang digunakan untuk mengoperasikan katup, aktuator, dan sistem otomasi tetap bersih dan bertekanan stabil.
  2. Sistem otomasi dan instrumentasi. Digunakan pada unit pengendali pneumatik untuk peralatan seperti valve control, governor, dan sistem auto-start mesin.
  3. Sistem hatch cover dan pintu pneumatik. Menjamin aktuator pintu dan penutup palka bekerja tanpa gangguan akibat kontaminasi air atau kotoran udara.
  4. Sistem sinyal dan rem udara (air whistle, air brake). Mencegah terbentuknya korosi pada pipa dan menjaga keandalan sistem rem atau sirene udara/angin suling.

Apabila air filter regulator tidak bekerja dengan optimal atau mengalami kerusakan, dapat timbul beberapa dampak negatif, antara lain:
  1. Kerusakan komponen pneumatik akibat udara yang mengandung debu atau air.
  2. Penurunan kinerja sistem kontrol, karena tekanan udara tidak stabil.
  3. Korosi dan kebocoran pada pipa udara serta seal aktuator.
  4. Gangguan pada operasi otomatis, terutama pada sistem kontrol mesin.

Untuk menjaga keandalan AFR, perlu dilakukan perawatan rutin sebagai berikut:
  1. Mengeluarkan air dan kotoran dari tabung filter secara berkala melalui drain valve.
  2. Memeriksa tekanan kerja secara rutin menggunakan manometer.
  3. Membersihkan atau mengganti elemen filter sesuai interval perawatan yang direkomendasikan pabrikan.
  4. Menjaga kebersihan unit dari debu dan minyak untuk mencegah gangguan mekanis.