Just another free Blogger theme

Rescue-boat merupakan salah satu alat keselamatan yang ada diatas kapal. Alat keselamatan yang berbentuk rakit penolong ini pada umumnya dilengkapi dengan "mesin tempel" sebagai tenaga penggeraknya. Mesin yang terpasang pada sisi belakang rakit penolong ini berfungsi ganda sebagai kemudi yang turut menentukan arah haluan pada saat beroperasi. Kemudi yang dimaksud akan turut berfungsi dengan menggerakkan body mesin kearah kanan atau ke kiri sesuai dengan arah yang dikehendaki.
Rescue boat diatas kapal dalam proses berawatan (ffoto by: Dokumentasi pribadi penulis)


 
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan rescue boat yang ada diatas kapal, diantaranya adalah,
  1. Secara rutin mesin penggerak, dewi-dewi penggerak dan kelengkapan yang lain diatas rescue-boat harus diperiksa secara rutin setiap hari sabtu. Pemeriksaan yang dilakukan pada hari sabtu secara berkala ini disebut dengan saturday routine test.
  2. Rescue-boat atau rakit penolong berwarna orange. Warna ini memungkinkan dapat terlihat dengan jelas pada saat cuaca berkabut dan/atau terjadi pantulan sinar matahari yang menyilaukan. 
  3. Perbekalan makanan dan minuman serta kebutuhan logistik lainnya diatas rescue-boat harus dipastikan tidak kadaluarsa.
  4. Pada saat rescue-boat tidak digunakan (posisi st'by pada dewi-dewi maka drain plug yang terpasang pada sisi lantai harus dalam kondisi terbuka. Kondisi ini memungkinkan untuk mencegah terjadinya genangan air hujan yang tertampung pada rakit penolong sehingga dapat meminimalkan resiko kerusakan pada rakit penolong tersebut.
  5. Mesin penggerak rescue-boat pada umumnya adalah mesin jenis spark-ignition (sering disebut dengan istilah mesin bensin) jenis dua langkah yang dipasang/ditempel pada sisi belakang rakit.
  6. Mesin penggerak rescue-boat tidak menggunakan minyak lumas mesin secara khusus. Minyak lumas yang digunakan adalah jenis minyak lumas silinder yang telah dicampurkan dengan bahan bakar mesin (pada umimnya orang menyebutnya dengan istilah "oli samping").
  7. Mesin jenis dua langkah yang digunakan pada rescue-boat tidak menggunakan intake & exhaust valve secara mekanis. Untuk mengatur campuran bahan bakar dan udara yang masuk kedalam combustion chamber dan sisa gas buang yang akan dibuang menggunakan flap pada kedua sisi intake & exhaust port.
  8. Mesin rescue-boat tidak menggunakan main bearing yang terbuat dari babit & white metal. Sebagai pengganti fungsi main bearing maka digunakan ball-bearing yang cukup dilumasi dengan "aliran" campuran bahan bakar dan udara dari karburator sebelum masuk kedalam combustion chamber.
  9. Pada beberapa jenis mesin rescue-boat dilengkapi dengan "sistem pengisian" yang memungkinkan untuk dapat men-charge battrey untuk keperluan penerangan dan "lampu jalan" pada rescue-boat tersebut.
  10. Sistem penggerak (propultion system) dari mesin ke propeller menggunakan shaft yang dihubungkan dengan gear. Gear penghubung yang dimaksud memiliki sistem pelumasan khusus pada sisi propeller yang harus dijaga level minyak lumasnya setiap saat.
  11. Untuk melakukan engine running test dalam waktu yang relatif lama, maka engine propeller perlu direndam dalam air (menggunakan air dalam drum yang telah dipotong sisi atasnya atau sejenisnya). Kondisi ini dilakukan untuk menjamin sistem pendinginan mesin bekerja dengan baik sehingga resiko engine over-heat dapat diminimalkan.
 
 
Untuk menjamin rescue boat darat berfungsi dengan baik (siap guna pada saat kondisi emergency) maka harus dilakukan perawatan berkala yang sifatnya menyeluruh (baik tentang sistem penggerak permesinan, sistem penggerak dewi - dewi serta sistem dan konstruksi rakit penolong).

Terkait dengan pelaksanaan perawatan rescue boat tentang pekerjaan general overhaul mesin penggerak dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut,
  1. Lepaskan sambungan pipa bahan bakar dari tangki menuju fuel filter.
  2. Buka engine-cap untuk dapat memulai pekerjaan general overhaul.
  3. Lepaskan accessories yang terpasang pada mesin seperti, kabel - kabel kelistrikan, tuas lever kendali dan busi (spark-plug) mesin. Selanjutnya simpan pada posisi yang aman.
  4. Bongkar Fly-wheel yang tersambung secara langsung dengan spull penunjang sistem kelistrikan mesin.
  5. Bongkar baut pondasi yang mengikat antara engine block dengan engine cassing. Selanjutnya angkat mesin dan pindahkan pada posisi yang aman.
  6. Lepaskan komponen - komponen mesin.
  7. Untuk menjamin "keamanan" saat pekerjaan general overhaul (apabila dimungkinkan gasket cyl head tidak diganti), lakukan pembongkaran dari sisi crankcase mesin. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa gasket cylinder head tidak rusak dan tidak perlu dilakukan penggantian unit atau meminimalkan resiko kebocoran kompresi mesin.
  8. Setelah crankcase terlepas, selanjutnya angkat crank-shaft secara bersamaan dengan connecting-rod & piston.
  9. Lakukan pemeriksaan dan penggantian pada komponen yang terindikasi perlu dilakukan perbaikan dan mengalami kerusakan.
  10. Persiapan untuk pelaksanaan perakitan komponen setelah selesai dibersihkan dan pengukuran adalah dengan memberikan pelumasan secara menyeluruh pada komponen mesin.
  11. Langkah perakitan komponen dilakukan secara berututan (dengan urutan terbalik) pada saat melakukan bongkar mesin.
"Spull penunjang sistem kelistrikan mesin"

Crank-shaft & ball bearing

Pistons & crankshaft

Engine block & crankcase

Perawatan body rescue-boat