Just another free Blogger theme

Mengetahui kekuatan ikatan baut yang terpasang pada komponen permesinan kapal menjadi hal yang sangat penting. Hal "sederhana" ini memiliki peran yang sangat penting untuk menjamin setiap machinery beroperasi dengan normal dalam kondisi safety. Setidaknya kedua alasan tersebut diatas yang mendasari pentingnya memperhatikan nilai ikatan baut yang terpasang pada setiap permesinan.

Sebelum permesinan beroperasi, maker telah menentukan standart ikatan baut atas permesinan yang mereka buat. Standart ikatan tersebut pada umumnya dituliskan dalam engine manual book. panduan "buku sakti" ini menjadi dasar perawatan yang dilakukan oleh operator.

Namun, dalam prakteknya tidak jarang engine manual book sudah tidak ditemukan dikapal. Dalam kondisi ini bukan berarti baut akan dipasang dengan kekuatan ikatan yang sembarang. 
Ada tips sederhana untuk dapat menentukan ikatan baut.  (Dengan ilustrasi gambar berikut ini).
Ilustrasi tanda pada kepala baut. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis).

  1. Siapkan kunci torsi (torque wrench) sebagai alat bantu memasang dan menentukan besaran kekuatan ikatan baut. Selanjutnya berikan tanda garis sejajar antara kepala baut dengan body mesin. (kondisikan menggunakan marker yang tidak mudah terhapus saat terkena gesekan dan/atau sentuhan).
  2. Kendorkan ikatan baut (dengan satu kali gerakan), sehingga posisi garis sejajar yang dibuat telah bergeser.
  3. Selanjutnya, dengan menggunakan kunci torsi (torque wrench) ikat kembali kepala baut sampai dengan garis yang ada pada kepala baut sejajar dengan garis yang ada pada body mesin. Setelah kedua garis sejajar, perhatikan besarnya nilai torsi yang ditunjukkan dalam torque wrench. Nilai ini dapat digunakan sebaga rujukan sementara yang mendekati akurasi yang ditentukan oleh maker.
  4. Apabila dalam pemasangan dengan pedoman besaran nilai torsi telah sesuai, namun garis yang dibuat tidak sejajar kembali (perhatikan gambar nomor. 4), hal ini dapat dimungkinkan oleh pemeluran bahan atas kekuatan material baut yang telah berkurang. Cek artikel elongation.
Fresh water generator merupakan salah satu jenis auxiliary machinery diatas kapal yang berfungsi menghasilkan air tawar dengan cara merubah air laut. Proses merubah air tawar menjadi air laut ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Diantaranya, tahapan memvacumkan ruangan selanjutny ada tahapan evaporasi dan kondensasi untuk menghasilkan air tawar yang berasal dari air laut.


Fresh water genenerator jenis plate. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)




Prinsip terbentuknya air tawar dalam evaporator adalah dengan proses sebagai berikut,
  1. Proses vacum. Proses vacum yang ada dalam fresh water generator memiliki keterkaitan dengan proses pengupan (evaporation). Pada dasarnya, air dalam suhu ruang dengan kondisi normal akan mendidih pada temperatur 100C (dengan asumsi tekanan sekeliling adalah normal yaitu 1 atm). Namun, dalam aplikasi yang ada dalam evaporator memiliki konsep yang berbeda dalam proses penguapan air laut. Energi panas yang digunakan untuk menguapkan air laut dalam FWG berasal dari temperatur air tawar pendingin mesin yang besarannya pada angka 75-85C. Dalam kondisi ini tentunya air laut sangat tidak mungkin untuk mengalami proses penguapan. Untuk memastikan bahwa air laut tetap dapat menguap pada temperatur kerja pendingin mesin 75-85C, maka tekanan sekitar harus diturunkan. FWG merupakan bejana tertutup. Untuk dapat menurunkan tekanan dalam bejana tersebut adalah dengan mem-vacum-kan ruangan. Ruangan yang vacum (dibawah tekanan 1 atm), sangat memungkinkan untuk dapat men-uap-kan zat cair dibawah temperatur titik didihnya / dibawah 100C.
  2. Proses penguapan (evaporation). Pada dasarnya, air yang dipanaskan pada temperatur tertentu (yang mencapai titik didihnya) akan menguap. Dalam proses penguapan ini terjadi perubahan wujud dari zat cair menjadi uap (zat gas). Namun, hal yang perlu diperhatikan dalam proses penguapan zat cair adalah energi panas yang diterima oleh air akan menguapkan air murni dengan meninggalkan kandungan mineral dalam air tersebut (kandungan mineral dalam air misalnya Na-natrium atau kadar garam, C-kalsium dan yang lainnya). Contoh sederhana adalah dalam proses pembuatan garam. Air laut di-uap-kan dan akan menghilangkan kadar airnya namun kandungan mineral air tetap tertinggal yang selanjutnya akan terbentuk garam.
  3. Proses pendinginan (condentation). Uap air (tanpa mineral) yang diuapkan selanjutnya akan mengalami proses pendinginan. perubahan wujud akan terjadi dari zat gas menjad zat cair. Zat cair hasil kondensasi ini merupakan hasil produksi air tawar yang selanjutnya akan di-cek kadar garamnya melewati alat "salino-meter". Hasil kondensasi dengan kandungan kadar garam yang tidak terlalu tinggi selanjutnya akan dialirkan menuju tangki. Namun, apabila dalam prosesnya air yang dihasilkan memiliki kadar kandungan garam yang cukup tinggi (melebihi batas maksimal yang telah ditentukan) artinya air tersebut tidak layak untuk digunakan. Maka air yang demikian adanya selanjutnya akan dialirkan menuju bilge.
Penataan  FWG terhadap instalasi pipa pendingin air tawar main engine. (Foto by: Arsip data ALFA LAVAL). 


Prosedur / langkah kerja start fresh water generator.
  1. Buka suction & discharge ejector pump.
  2. Buka overboard valve untuk ejector pump.
  3. Tutup air valve yang terpasang pada sisi atas FWG. (valve ini dapat dibuka sesekali untuk dapat memantau tinkat te-vacum-an dalam FWG, selain memantau dari vacum gauge yang terpasang pada perangkat FWG).
  4. Tekan power ON untuk main source pada FWG.
  5. Start ejector pump. Cek tekanan kerja sebelum ejector pump (0.28-0.3 MPa) dan tekanan setelah ejector pump (max 0.06 MPa).
  6. Apabila ruangan dalam FWG telah tercapai tingkat ke-vacum-an minimal 90%, selanjutnya buka inlet dan outlet valve  sistem pendingin air tawar dari mesin. dalam kondisi ini, bisa diatur dengan menggunakan by-pass valve.
  7. Atur temperatur air tawar pendingin yang masuk dalam FWG dengan menyesuaikan debit air tawar pendingin yang masuk melalui by-pass valve.
  8. Start Fresh water pump untuk memompa air tawar yang dihasilkan oleh FWG.
  9. Pantau kinerja FWG dan pastikan kadar garam dari air tawar yang dihasilkan tidak lebih tinggi dari set alarm yang telah ditentukan.
Sketsa gambar dan penataan pipa FWG (Foto by: Arsip data ALFA LAVAL)


Prosedur / langkah kerja stop fresh water genarator.
  1. Hentikan aliran air tawar pendingin dari mesin yang masuk kedalam sistem pemanas FWG. (Buka by-pass valve dan kemudian tutup aliran inlet & outlet valve)
  2. Stop fresh water pump dan kemudian matikan alarm panel.
  3. Stop ejector pump.
  4. Buka air valve yang terpasang pada body FWG. Hal ini menjadi sangat diperlukan untuk menjamin tekanan udara luar dengan tekanan dalam FWG adalah sama. (tidak ada penaruh vacum dan/atau pengaruh tekanan).
  5. Tutup suction, discharge valve & overboard valve pada sistem ejector pump.
  6. Selesai

 Pada jenis pompa air laut yang terpasang diatas kapal, tidak jarang dipasangkan unit vacum pump yang konstruksinya tersambung dengan pompa itu sendiri. Jenis pompa air laut yang sering menggunakan unit vacum pump ini misalnya adalah GS pump dan/atau bilge pump.

Alasan pemasangan unit pompa ini adalah untuk menjamin pompa dapat beroperasi dengan cepat (dalam artian mencegah terhadap resiko ”masuk angin”) terlebih pada saat pertama kali dioperasikan.

Pompa vacum yang terpasang pada pompa GS (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)


Cara kerja pompa vacum adalah sebagai berikut,

Pada saat friction clutch yang terpasang pada shaft pompa dengan shaft vacum pump saling bersinggungan, maka pada saat pompa berputar akan menggerakkan shaft vacum pump. Putaran vacum pump pada saat awal operasional pompa (pada saat pompa belum menghisap cairan), akan menghisap udara yang ada dalam suction line pompa.

Pada saat suction line dalam kondisi vacum (tekanan dalam suction line bernilai negatif), maka dimungkinkan pompa akan beroperasi untuk menghisap cairan. Dalam kondisi ini, maka discharge line akan menghasilkan tekanan yang bernilai positif. Tekanan yang berasal dari discharge line sebagian kecil akan dialirkan menuju auto cylinder. Tekanan cairan dari discharge line akan mendorong piston yang terpasang dalam auto cylinder. Dalam kondisi ini, maka lever yang terpasang pada unung auto cylinder akan bergerak sesuai dengan prinsip pengungkit. Gerakan ini akan melepaskan sambungan friction clutch yang terpasang antara shaft pompa dengan shaft vacum pump akan terlepas sehingga putaran vacum pump akan terhenti. Vacum pump akan berputar kembali pada saat tekanan discharge line turun (saat ada masalah hisapan pada pompa, cairan telah habis dan/atau pada saat pompa dimatikan).

Ilustrasi penataan pompa vacum pada instalasi pompa GS. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)


Cara pengoperasian Vacum Pump

Cara pengoperasian vacum pump (berdasarkan sketsa gambar) adalah dengan langkah kerja sebagai berikut,

  1. Untuk pertama kali pengoperasian, isikan air kedalam circulating water tank sampai dengan permukaannya penuh. 
  2. Buka suction dan discharge valve pada pompa.
  3. Putar searah putaran jarum jam adjustable nut yang terpasang pada auto cylinder. Adjustable nut diputar sampai dengan permukaan friction clutch yang terpasang pada shaft pump dengan friction clutch yang terpasang pada vacum pump saling bersinggungan atau saling bergesekan. 
  4. Persiapkan untuk start pompa.
  5. Pompa vacum akan bekerja untuk “menciptakan” vacum pada suction line pompa. Setelah cairan berhasil dipompa, maka tekanan cairan akan mendorong piston yang terpasang dalam auto cylinder. Piston yang terdorong akan menggerakkan lever yang tersambung pada friction clutch. Dengan demikian, maka vacum pump akan berhenti beroperasi.