Just another free Blogger theme

Gallery: Onomichi 2021 bersambung dengan cerita di Miyazaki 2022.






Dalam rangkaian kelistrikan penggerak elektromotor tiga phasa, pada umumnya menggunakan tiga jenis rangkaian starter.

Alasan pemilihan salah satu dari ketiga rangkaian tersebut adalah berdasarkan faktor kebutuhan (menghendaki putaran searah atau bolak balik), faktor efisiensi (penggunaan arus nominal).

Rangkaian starter pada elektro motor dalam proses pengukuran tahanan isolasi. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)


Motor listrik dengan power kurang dari 5,5 KW pada umumnya disambung menggunakan rangkaian direct on-line (DOL starter). Rangkaian DOL starter memerlukan arus nominal start yg relatif kecil.

Motor listrik dengan power lebih dari 5,5 KW - 22 KW pada umumnya disambung menggunakan rangkaian star-delta. Ramgkaian ini digunakan dengan alasan untuk meminimalkan arus nominal start yang relatif tinggi sesuai dengan kebutuhan motor listrik. Jadi dengan rangkaian ini akan didapatkan arus nominal yang relatif rendah pada putaran yang maksimal.
Operasional kapal akan menghasilkan sampah sebagai "residu" atas aktifitas tersebut. Sampah sisa aktifitas tersebut harus dikelola dengan baik untuk menjamin lingkungan yang bersih dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut.

Sampah yang dimaksudkan ini merupakan sampah sisa dari semua departemen yang ada diatas kapal, baik departemen deck, departemen galley, dan departemen engine. Kaitannya dengan penanganan sampah diatas kapal, peraturan Internasional telah memberikan regulasi yang bersifat mengatur dan memaksa untuk menjamin terwujudnya bebas pencemaran lingkungan laut.

Dalam ketentuan MARPOL 73/78 Annex V telah diatur mengenai pencegahan polusi dari sampah (pollution prevention by garbage from ship). Sampah - sampah yang dihasilkan dari aktifitas kapal harus dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan jenisnya masing - masing.

Identifikasi jenis sampah diatas kapal menjadi langkah awal yang sangat penting dengam maksud untuk memudahkan penanganan lanjut atas sampah tersebut. Identifikasi dilakukan dengan memilah dan memilih sampah yang kemudian dikelompokkan dalam tempat sampah yang teridentifikasi berdasarkan warna. 

Penataan tempat sampah dikapal berdasarkan jenis sampah. (Foto by: Dokumentasi pribadi penulis)


Dibutuhkan beberapa tempat sampah yang telah digolongkan berdasarkan warna. Warna - warna yang dimaksudkan sesuai dengan jenisnya masing - masing. Pada umumnya diatas kapal menggunakan lima jenis warna sebagai berikut,
  1. Hitam adalah tempat sampah yang menampung jenis sampah yang mudah terbakar (flamable) dari jenis kertas, kain/majun bekas, kayu dll. Penanganan lanjut atas jenis sampah yang telah terkumpul adalah dengan membakar menggunakan perangkat incinerator atau diturunkan ke darat (landing).
  2. Abu - abu adalah tempat sampah yang menampung jenis sampah yang tidak mudah terbakar (non-flamable) dari jenis metal dan glass. 
  3. Merah adalah tempat sampah yang menampung jenis sampah plastik. Jenis sampah plastik yang telah terkumpul harus diturunkan kedarat (landing) atau selanjutnya di bakar menggunakan perangkat incinerator yang tersedia diatas kapal.
  4. Biru adalah tempat sampah yang menampung jenis sampah sisa - sisa makanan dan/atau sampah organik sejenisnya. Jenis sampah ini dapat ditangani lebih lanjut dengan menggunakan disposer sebelum dibuang bebas ke laut dalam kondisi lembut dan aman.
  5. Putih adalah tempat sampah yang menampung jenis sampah yang dapat di daur-ulang (recycle), seperti sampah can, PET bottle dll.