Diatas kapal, sering digunakan kontaktor dan relay dalam rangkaian sistem komtrol dan instalasi kelistrikan. Pada dasarnya kontaktor dan relay memiliki fungsi yang sama yaitu memutus dan menyambungkan aliran listrik pada sebuah rangkaian atau instalasi kelistrikan.
Kontaktor dan relay. (Photo by: Dokumentasi pribadi penulis)
Kesamaan fungsi pada kedua komponen tersebut diatas, bukan berarti kedua komponen tersebut dapat digunakan pada rangkaian dan instalasi yang sama. Antara kontaktor dan relay memiliki "karakter" masing-masing saat digunakan pada instalasi kelistrikan. Artinya, walaupun memiliki kesamaan fungsi, kontaktor dan relay memiliki perbedaan penggunaan.
Terkait perbedaan tersebut, harus dipahami supaya dalam penggunaannya operator dapat memilih atau menentukan akan menggunakan kontaktor ataukah relay pada rangkaian kelistrikannya.
Perbedaan mendasar antara kontaktor dan relay adalah sebagai berikut.
Kontaktor
- Secara fisik memiliki dimensi yang lebih besar dan dapat digunakan untuk mengalihkan beban arus hingga 12.500 Ampere.
- Terdiri dari tiga terminal untuk line kelistrikan tiga phase, dengan kondisi normally open (NO).
- Digunakan pada rangkaian starter motor, lampu-lampu dan beban kelistrikan lainnya yang memiliki beban arus tinggi.
Relay
- Secara fisik memiliki dimensi yang lebih kecil dan dapat digunakan untuk mengalihkan beban arus maksimal 20 Ampere.
- Memiliki jumlah terminal yang bervariasi dengan kondisi normally open (NO) & normally close (NC) pada satu unit relay.
- Digunakan pada rangkaian sistem kontrol, switching, sistem proteksi dan/atau otomatisasi rangkaian elektronik kecil.