Just another free Blogger theme

Pada umumnya, mesin diesel pembakaran dalam (internal combustion diesel engine) yang ada diatas kapal dimanfaatkan sebagai penggerak utama kapal dan penggerak generator yang menghasilkan energi listrik. Pada dasarnya kinerja mesin harus dipastikan dalam kondisi baik dan terjaga secara berkelanjutan untuk menjamin kelancaran operasional kapal pada umumnya.
Seiring dengan bertambahnya usia pakai mesin (life time) dan kondisi pemakaian, tidak jarang mesin akan mengalami penurunan performance dan beberapa kendala operasional.

Kendal - kendal selama operasional harus diminimalkan. Kendala yang bersifat kerusakan harus segera diperbaiki, kendala yang bersifat penurunan engine performance harus segera ditangani untuk menjamin kelancaran operasional  dan kehandalan mesin.

Dalam beberap kondisi, apabila engine running dalam kondisi abnormal, maka engine harus dapat dengan segera untuk dimatikan. Tindakan ini dilakukan mengaktifkan tombol emergency stop engine. Menghentikan operasinal mesin dengan segera dimaksudkan untuk menjamin kemanan operasional mesin dan meminimalkan resiko terusakan berlebih pada mesin dan komponen-komponennya.

Sebagai operator mesin diatas kapal, maka harus mempertimbangkan resiko tersebut diatas (walaupun nyatanya kondisi tersebut sangat tidak dikehendaki). Selain mengetahui fungsi emergency stop engine, hal yang wajib supaya dapat bertindak dengan cepat adalah dengan memahami posisi dari tombol emergency stop engine tersebut. 
Pada umumnya, tombol emergency stop engine terletak pada beberapa titik diantaranya,
  1. Board panel anjungan kapal.
  2. Board panel engine control room.
  3. Local side engine.
  4. Pada beberapa jenis kapal, juga dipasangkan di pintu masuk engine room.


Tombol emergency stop engine (warna merah) yang ada di board panel engine control room. Foto by : Dokumentasi pribadi penulis.


Beberapa kondisi yang mewajibkan untuk memfungsikan emergency stop engine adalah sebagai berikut,
  1. Putaran mesin naik/meningkat secara menerus dengan sendirinya tanpa dapat dikendalikan oleh operator / controler.
  2. Turbocharger running dalam kondisi tidak normal. Tidak normal yang dimaksud adalah adanya kemungkinan terjadinya over-heat, over-vibration dan/atau over-noise.
  3. Tekanan minyak lumas turun sampai dengan batas low pressure alarm trip.
  4. Temperatur air tawar pendingin naik dengan cepat dan sistem pendingin tidak mampu menyerap panas mesin.
  5. Resiko terjadinya oil mist alarm atau scavange fire pada saat engine running.
  6. Engine running dengan kondisi over-vibration dan/atau over-noise.
  7. Bearings dan komponen bergerak yang lainnya dalam kondisi over-heat.

Langkah apabila mengaktifkan emergency stop engine adalah sebagai berikut,
  1. Tekan tombol emergency stop engine.
  2. Hindari untuk membuka crankcase door secara langsung seketika setelah engine stop. Kondisi ini akan sangat berbahaya dan memungkinkan terjadinya back-fire.
  3. Pertahankan pompa air tawar pendingin dan pompa minyak lumas tetap running selama kurang lebih 15 - 20 menit. Air tawar pendingin dan minyak lumas yang tetap bersirkulasi memungkinkan terjadinya proses perpindahan panas (heat transfer) sehingga temperatur mesin akan ada pada kondisi normal.
  4. Apabila mesin menggunakan bahan bakar jenis marine fuel oil (MFO), maka tindakan yang perlu dilakukan adalah segera mengganti supply bahan bakar menggunakan marine diesel oil (MDO). Atau apabila tidak memungkinkan melakukan fuel change over, maka dapat tetap menggunakan bahan bakar jenis MFO tetapi dengan tetap memfungsikan fuel oil heater dan fuel oil circulating pump. Tindakan ini menjadi sangat penting untuk menghindari sumbatan bahan bakar dalam sistem apabila temperatur telah turun.
  5. Selanjutnya lakukan identifikasi atas ketidaknormalan kondisi mesin.

Sketsa fuel injection pump untuk main engine two stroke diesel engine.



Video: Proses pemeriksaan fuel injection valve.

 


Video: Proses Lapping Exhaust Valve NKK SEMT Pielstick 12PC 6V, 19.800 HP